51

1332 Kata

Satu pekan setelah pengumuman di kantor dan resepsi pernikahan sederhana itu menjadi hari -hari paling hangat dalam hidup Meira. Ia merasa bebas, dicintai, dan tak lagi menyembunyikan apa pun. Tak ada lagi sorotan curiga dari rekan kerja, tak ada lagi bisik -bisik di pantry kantor. Semuanya kini berubah jadi perhatian tulus dan dukungan nyata. Dan Meira, gadis itu semakin manja. “Mas Igooo ... aku pengin yang dingin -dingin …” rengeknya suatu sore ketika mereka baru saja selesai makan malam. Igo menoleh dari laptopnya, menatap istrinya yang duduk di sofa dengan selimut menggulung tubuhnya meski AC sedang mati. "Dingin -dingin itu maksudnya apa, Sayang? Es krim? Es buah? Atau dingin yang kayak ... pelukan Mas?" Meira mendesah pelan, bibirnya manyun lucu. "Nggak tahu. Pokoknya dingin, ta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN