Kedua mata Meira terpejam, ia merasakan sensai lain dari aktivitas ena -ena yang selama ini telah ia lakukan dengan Igo. Kali ini lebih menantang tetapi memiliki klimas dengan rasa yang tak kalah nikmat seperti yang mereka lakukan biasanya. Kedua paha Meira mencepit tangan Igo dan menekan dari luar. Napasnya memburu dan detak jantungnya betul -betul berlarian. Meira merasa dirinya dan Igo sudah semakin gila untuk urusan dunia perm3suman. Mereka seperti sudah lihai dan pantas di anggap sebagai pemain. Igo mengecup kepala Meira dan menguspap peluh di dahi Meira dengan tangan yang lain. Ia bisa merasakan kalau Meira sedang mengontrol napas dan berusaha meredam tubuhnya yang terus bergetar karena rasa nikmat. "Sudah lebih tenang," ucap Igo berbisikdengan kepalanya masih masih menempel di k