Laura masih menyeka air matanya saat Fredy menghampirinya dan berbisik di sisi telinga, Laura. "Kenapa kau menangis, apa kau juga tidak sabar untuk menjadi pengantin seperti, Luna?" Ucap Fredy lirih dan Laura langsung menghela napas kesal. Fredy selalu berbicara yang bertentangan dengan suasana hatinya. Jika tadi Fredy menciumnya hanya karena di berbicara dengan laki-laki lain, sekarang laki-laki ini malah mengatakan jika dia menangis hanya karena tidak sabar menjadi pengantin. "Aku sedang tidak ingin bicara denganmu, Fredy. Kenapa kau selalu keras kepala seperti ini?" Kesal Laura Jasmin, tapi Fredy malah tidak mengindahkan kekesalan yang sedang Laura utarakan. "Kepalaku memang keras, sayang. Tapi kepala bawahku jauh lebih keras." Jawab Fredy dengan sangat sembrono dan langsung menarik