Tiga bulan berlalu Hari masih pagi saat dia datang mengunjungi pusaran orang yang paling dia kasihi. Sekuat apapun dia berusaha untuk tetap tegar, nyatanya sisi lemahnya tetap tidak bisa dia sembunyikan. "Aku mencintaimu. Dan akan selalu mencintaimu." Lirihnya sambil meremas dadanya sendiri untuk menghalau rasa sakit yang kembali mendera hati juga jiwanya. "Aku berjanji akan tetap mencintaimu sampai batas usiaku, dan aku harap kau akan percaya itu." Lirihnya saat kembali menaburi kelopak mawar putih di atas pusaran tanah itu sebelum akhirnya dia juga pamit untuk kembali. Hari sudah kembali sore saat Johanes mengantar kedua bocah kembar itu pulang usai bermain ice skating, dan Feby tidak henti-hentinya berceloteh ingin menunjukkan kemampuan nya berputar satu menit penuh dengan sepatu be