Bukan Perasaan Biasa.

2434 Kata

Rasty POV Aku sedang duduk sendiri di antara beberapa tanaman anggrek di taman belakang rumah, Luna dan kedua anaknya kembali mengunjungi makam Rafa. Setiap hari Luna memang akan selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi makan Rafa, entah itu pagi ataupun sore. Kadang Luna hanya datang untuk bercerita, bagaimana putra dan putrinya tumbuh semakin pintar. Sarah pernah bercerita pada ku jika Luna tidak pernah menangis, tapi sudah beberapa hari ini, aku justru mendapatkan Luna menangis dalam diamnya. Entah apa yang masih mengganjal di hatinya, aku sendiri tidak tau, aku juga tidak ingin menanyakan itu karena itu hanya akan berakhir mengusik kembali duka yang mungkin Luna rasakan dalam hatinya. Berkali-kali aku coba menghalau rasa sesak di dadaku saat kembali memikirkan apa yang Rafa inginka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN