Nayla menaiki tangga menuju lantai dua, langsung menuju kamar tempat Bhanu berada. Ruangan yang dulu berdinding polos, kini tampak lebih hidup. Dindingnya dihiasi ornamen anak-anak yang sederhana tapi tetap hangat, tidak terlalu ramai, sesuai selera Nayla. Dari belakang, Raivan mengikuti langkah Nayla. Kini ia berdiri di ambang pintu, memandangi bingkai indah di hadapannya. Bhanu terbaring nyaman di atas bouncer, sementara Bunda Zara dengan penuh kasih mengajak cucu kecilnya bergurau. Tawa lembut dan senyum manis bayi itu membuat suasana kamar terasa hangat. Sementara itu, Nayla memeriksa setiap sudut kamar dengan mata penuh perasaan. Ia menyentuh laci kecil di sisi tempat tidur, merapikan boneka yang sedikit miring, lalu memandangi rak buku anak yang belum terisi. Raivan menatap pemand

