Mau tidak mau, Nayla kembali membuka mulut menerima suapan dari Rafa dengan sangat terpaksa. Wajahnya ditekuk, berbeda sekali dengan dua orang di hadapannya yang tampak begitu menikmati momen itu dan full senyum. Kebersamaan yang semu itu pun terhenti saat seorang dokter masuk ke ruangan untuk memeriksa kondisi Bhanu. “Selamat siang, Bhanu,” sapa dokter itu dengan nada ceria. Bhanu menyambutnya penuh semangat, mengatakan dirinya baik-baik saja dan ingin segera pulang ke rumah. “Boleh pulang, tapi harus diperiksa dulu, ya,” jawab sang dokter ramah. “Ayah, Mamas mau disuntik, ya?” Bhanu menoleh pada Rafa dengan wajah sendu dan nada mengiba. Nayla hanya bisa menunduk. Wajahnya memanas saat dokter—rekan sejawat Rafa—melirik heran, menatap pria itu ketika Bhanu memanggilnya Ayah. “Tidak,

