Raivan duduk sendiri di kamar Nayla. Hening. Sepi seolah memeluknya dari segala arah. Ia menatap sekali lagi berkas-berkas kenangan, catatan kecil yang Nayla tulis rapi. Seperti apa Raivan harus menyebut hubungan mereka. Setiap momen, benarkah Nayla yang menemaninya? Raivan mencoba mengingat dan mencocokkan jadwal pengobatan Salsa yang juga tertulis di buku itu, semua menunjukkan kalau selama ini Raivan memang berkomunikasi dengan Nayla. Raivan tidak paham perasaannya saat ini, marah, kecewa, sedih, dan bersalah. Semua menjadi satu. Semua perlakuannya pada Nayla berputar dalam benaknya, berisik, membuatnya hanya semakin merasa bersalah. Namun, di balik kalutnya hati dan pikirannya saat ini. Cintanya pada Salsa tidak berkurang. Raivan terlanjur mencintai sosok Salsa. Tangannya menutup

