Bab 53 : Sikap yang Tak Menentu

1088 Kata

Nayla membelalakkan mata, lalu menoleh cepat ke arah ibu mertuanya yang sengaja melontarkan godaan. “Apa sih, Bun,” ujarnya, sambil menjeling jengah. Dari kejauhan, Rafa memperhatikan Nayla. Sesekali ia juga mencuri pandang ke arah pelaminan—ke arah Tsabit yang tengah bersanding dengan istrinya. Rafa geram, ingin rasanya mencolok mata sepupunya sendiri. Kalau saja Tsabit tahu keadaan Nayla yang sebenarnya, jangan-jangan lelaki itu benar-benar melompat dari pelaminan dan menyeret Nayla pergi entah ke mana. Terlalu asyik mengamati, Rafa tak sadar bahwa mamanya juga tengah memperhatikannya dan Nayla secara bergantian. Nayla melangkah mantap menuju pelaminan bersama Bunda Zara. Wajahnya tersenyum hangat, meski di dalam d**a ada getaran samar yang sulit dijelaskan. Bagaimana tidak? Tsabit me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN