Bab 39 : Curhat Singkat

1126 Kata

Entah kenapa, satu nama langsung melintas di benak Nayla saat itu adalah Raivan. Jemarinya refleks meraih ponsel di nakas, menekan kontak nama orang yang hari ini membuat hatinya berbunga. Namun, di tempat lain, layar ponsel itu hanya menyala sebentar lalu meredup kembali. Tak ada suara. Mode senyap dan dunia yang sedang begitu bergelora karena pergulatan panas itu membuat Raivan tak menyadari ada yang menghubunginya. Nayla menatap layar ponselnya yang tetap hening. Bibirnya melengkung kecut. Tawa kecil lolos dari mulutnya, getir dan pelan—tawa seorang yang sadar diri lagi-lagi menjatuhkan harapan di tempat yang salah. Malam tak kunjung berakhir. Langit Minggu dini hari sudah mulai meremang, tapi mata Nayla masih belum bisa terpejam. Kilas masa lalu yang perlahan terbuka terus menari dal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN