Raivan memajukan wajahnya sedikit, tapi sesaat kemudian keduanya kompak membuka mata saat deringan telepon memecah keheningan. “Maafkan aku, Nay,” ucap Raivan, sadar bahwa sikapnya barusan terlalu lancang. Ia segera bangkit dan keluar seraya mengangkat telepon dari Salsa. Nayla terdiam, menahan napas sesaat, lalu tertawa sumbang. ‘Maaf’ bahkan sebelum sesuatu terjadi, baginya itu sebuah kesalahan? Nayla mengeringkan rambutnya dan segera bersiap. Begitu keluar, suara riang Salsa terdengar, tertawa bersama Bi Seri yang sedang duduk di taman belakang. Saat Nayla melangkah ke halaman belakang, pandangan matanya langsung bertemu dengan Raivan, sekilas. Singkat, tapi cukup membuat dadanya menghangat sekaligus kikuk. Dengan balutan midi dress motif floral, Nayla tampak memesona. “Cantik sek

