“Nenda …!” seru Bhanu riang, turun dari kursi dan berlari ke halaman depan menyambut neneknya. Nayla panik bukan main, buru-buru menarik Rafa menjauh hingga pria itu tersentak, tapi tetep menurut saja dibawa ke sana-sini oleh Nayla. “Dokter, masuk dulu ke dalam rumah—” “Ada apa?” tanya Rafa heran melihat tingkah Nayla yang tiba-tiba gelisah. “Jangan banyak tanya,” desis Nayla sambil melirik ke segala arah, mencari tempat persembunyian untuk pria bertubuh besar itu. Jujur, ia sempat ragu mengizinkan pria itu masuk ke dalam rumah, tapi ia tak punya pilihan lain. “Cepat, masuk, Dok!” Namun Rafa menahan gerakan Nayla. “Saya boleh masuk?” “Ya, masuk aja! Siapa suruh rusuh datang ke sini—” Belum selesai kalimat Nayla, suara Bhanu kembali terdengar, penuh semangat. “Itu Ayah Mamas!” seruny

