High five yang dimaksud Rafa bukan sekadar tepukan tangan biasa, melainkan bentuk hadirnya yang tak terduga di berbagai waktu, hanya untuk mengantar buah, mainan kecil, atau buku cerita kesukaan Bhanu. Mereka akan saling menepukkan telapak tangan, berbincang singkat selama lima hingga sepuluh menit, lalu Rafa kembali pergi. Kadang pagi-pagi sekali, kadang menjelang siang, terkadang seusai makan siang, saat sore menjelma bahkan saat matahari hampir tenggelam. Tidak ada pola pasti—kehadiran Rafa benar-benar tak terprediksi. Hadir nyaris setiap hari, menjadi rutinitas baru yang perlahan akrab di mata Nayla. Wajah itu-itu saja yang dia lihat setiap hari. Lucunya, meski waktunya selalu berubah-ubah, Bhanu tetap sabar menanti. Tidak ada tangisan atau rewel, hanya mata kecilnya yang terus menol

