Selesai makan bakso mereka mampir ke warung kacang rebus dan jagung bakar. "Assalamualaikum, Pak Ustadz." Paman penjual menyapa Wira. Dina baru tahu kalau orang-orang menyapa Wira dengan panggilan Pak Ustadz. "Wa'alaikum salam. Kacang rebus satu liter, jagung bakar sisir dua kotak." Wira menyebutkan apa yang ingin dibeli. "Baik, Pak Ustadz. Ini istrinya ya, Pak Ustadz?" Paman penjual menunjuk Dina. "Oh iya." "Kapan acara di lapangan bola, Pak Ustadz." Maksud Paman penjual resepsi di lapangan bola seperti keturunan keluarga Ramadhan lainnya. "Belum tahu." Wira tersenyum, karena memang belum ada pembicaraan tentang hal itu. Nasib pernikahannya saja belum diketahui akan bagaimana nantinya. Apakah akan berakhir dua bulan lagi sesuai kesepakatan, atau berlanjut karena ada perasaan.