Semilir angin memainkan rambutnya yang tergerai, matanya menatap sendu kedepan sedangkan pikirannya terus melayang. Oca duduk dibangku taman rumah sakit. Dunia ini begitu sempit. Pikir oca. Bayangkan saja dari sekian banyak orang dijalan kenapa harus yura yang menolongnya, why?. Kenapa harus dia yang mengorbankan dirinya hanya untuk menyelamatkan oca dari kecelakaan yang nyaris merenggutnya. Oca tersenyum kecut, ia paling tidak bisa membenci orang yang baik padanya. Itu kenapa oca merutuki takdir yang mengirim yura jadi dewa penyelamatnya. "Yang ngerancang takdir gue siapa si?". Gerutu oca. " Perasaan hidup gue stuck disini aja, dan kenapa masalah gue selalu sama, yura, yura dan yura". Omel oca pada dirinya sendiri, bodo amat dikatain gila juga. Oca kembali termenung, kini ia memik