Twenty Three

1035 Kata

Sepanjang perjalanan menuju rumah orangtua Alona, Wickley tak memberikan kesempatan wanita itu melepas tautan jari mereka. Perasaan cemas semakin menyelimuti pria itu melihat Alona yang tak mengucapkan sepatah kata sedari tadi. Dia lebih suka Alona yang meledak-ledak dari pada bersikap dingin seperti ini. Kalau memang marah, harusnya wanita itu melampiaskan, bahkan jika ingin memaki pun Wickley merasa lebih baik, dari pada hanya diam begitu. Kesunyian di antara mereka terusik oleh suara dering ponsel yang berasal dari saku Wickley. Pria itu tak bisa mengabaikan ketika dering itu malah mengundang lirikan sinis wanita di sebelahnya. "Ya ... hmm ... aku sibuk, kau bisa pulang sendiri ... ya .... nanti kuhubungi kembali." Belum sempat Wickley menyimpan handphone miliknya, Alona sudah bersua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN