“Kaf..” tegur seorang wanita yang berada di sisinya bersamaan itu ia rasakan sentuhan di bahunya dengan lembut. Sedikit meremas agar Kaflin mendengarnya. Sang punya nama menoleh, agak sedikit tersentak barusan. Pikirannya tidak di tempat. “Sorry, tadi kamu bilang apa?” mata Kaflin menatap wajah wanita berambut coklat panjang tersebut, kulitnya yang putih sangat cocok dengan warna rambutnya. Bunga, menghela napas tapi tetap tersenyum. Menarik tangan dari lengan Kaflin. Ternyata Kaflin tidak mendengarnya bicara. “Aku bilang, Nicko minta kita jangan langsung pulang. Kita makan malam di resto yang sama dengannya “ “Bersama rekan-rekan filmnya?” tanya Kaflin sambil mengerutkan kening. “Tidaklah, kita pisah meja. Tapi, pas Nicko selesai dengan rekan film langsung gabung sama kita.” Bun