Dipanggil, Kaflin bergeser mendekat. Di sana hanya tinggal mereka berdua. Bayu sudah kembali ke kamar. “Ya, yah?” “Kapan kalian akan pindah ke Jakarta?” “Masih tiga bulan dari sekarang.” “Amira mengajukan Resign?” “Iya.” Angguk Kaflin. Amira memang memberitahu keluarganya akan keputusan untuk Resign. “Ayah memang setuju Amira Resign. Dia sejak lulus sekolah sampai sekarang, tidak pernah mengambil jeda untuk dirinya sendiri. Amira sudah terlalu lama bekerja begitu keras untuk keluarga. Ayah kasihan sekaligus bangga. Ayah merasa menjadi orang tua hanya bisa membebaninya saja, gagal.” “Ayah tidak gagal.” Kaflin mengatakannya dengan jujur, “justru Ayah berhasil mendidik Amira menjadi gadis yang hebat, kuat.” “Andai kondisi Ayah tidak seperti ini. Amira itu cerdas, Kaf.. cita-ci