Masa lalu hanya untuk dikenang-1

1006 Kata

Kaflin mengeratkan genggaman pada Amira yang setia menunggu di sisinya meski sudah berlalu satu jam. Sang istri terlihat sabar. Ami meletakan kepala di bahu Kaflin, lalu sama-sama menatap pada ruangan yang Shenna tempati. Mereka menunggu salah satu kerabat Shenna datang, Shenna di Singapura tinggal bersama kerabatnya. Orang tua dan lainnya masih di Jakarta. “Apa yang sebenarnya terjadi, Mas?” kalimat tanya akhirnya keluar dari bibir Amira. Kaflin menghela napas dalam-dalam, berulang kali ketika mendapati kejadian yang tak pernah ia duga dalam waktu berturut-turut. Mulai dari pertemuan dengan Shenna, lalu ia memaksa Shenna untuk bicara. Tidak melarikan diri. Tak peduli penolakan Shenna kala itu, Kaflin menariknya untuk mencari tempat bicara. Memilih kafe yang ada di dekat mereka. Tetap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN