Ami memeluk dirinya sendiri, perjalanan kembali ke hotel tampak terasa dingin terutama karena Kaflin yang sejak tadi tidak mengatakan sepatah kata pun. Langkahnya meninggalkan rumah sakit seolah-olah begitu berat. Mata Ami menatap lurus pada jalanan yang mereka pilih. Lalu saat berada di jalur sepi, kaflin menepikan mobil. Ami mengeratkan kepalan tangan di atas pangkuan saat Kaflin terlihat mencengkeram roda kemudi. Lalu ia memukulnya hingga suara yang timbul seolah langsung menyentak perasaan Amira yang sejak tadi sesak. Ami menunduk, menahan napas sambil menggigit kecil bibirnya. Suara gerakan Kaflin, membuka pintu lalu menutupnya. Brak!! Membuat air mata yang Ami tahan sekuat tenaga akhirnya jatuh. Kaflin bertingkah seolah tidak ada dirinya. Seolah tak menganggapnya, menjaga pera