Hamish merasakan sebelah tangannya kebas, bersamaan sesuatu yang menindih di sana. Ia menarik napas dalam, bersamaan sesuatu yang merapat dan seperti sebuah tangan jatuh di satu tempat pribadinya. Hamish seketika membuka mata, kemudian menoleh dan mendapati wajah Lea begitu dekat. “Oh, bisa-bisanya kami tertidur di sini!” dia menoleh pada televisi yang mati. Hamish sebelumnya memang sudah mengatur, seperti kebiasaannya yang bisa tertidur di sana jika ada pertandingan bola sampai dini hari, Hamish menyiasati agar saat tertidur, televisi mati otomatis. Tapi, entah bagaimana Lea pun tertidur di sana begitu dekat, merapat. Sisa-sisa bungkus makanan semalam pun masih ada tak jauh dari mereka berada. “Lea!” Hamish menggeram saat tangan Lea kian jatuh, tepat area pribadinya. Hamish segera