"Aku ketiduran, di dapur." Laras tersenyum getir. Yanti menautkan alisnya, tak percaya. "Selama itu? Memangnya kau berbaring di mana? Kau tidur di gudang penyimpanan alat kebersihan? Tempat yang sempit seperti itu?" Laras hanya tertawa canggung. Sungguh, dia tak mau jika Yanti tahu kalau dia tidur di ruang kerja Sebastian. Bisa-bisa Laras akan menjadi gosip dan semua orang menuduh dia merebut Sebastian dari Lara sebab semua orang tahu hubungan antara mereka. "Kau tidak menutupi apapun dariku, kan?" lanjut Yanti menyelidik. "Tidak kok ayo ke kantor, aku pun ada pekerjaan yang harus diselesaikan." Laras memaksa sahabatnya untuk tidak memikirkan banyak hal. Sudah cukup dia dimarahi oleh Pak Karim, termasuk tanda merah di jenjang leher. Laras hanya tidak ingin menambah banyak masalah. ***
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari