Sebastian mengetuk jemarinya di meja, sambil melihat beberapa berkas. Sesekali dia melirik jam tangannya, kening terlipat merasa sekretaris barunya Riko tidak pernah terlambat mengantar kopi untuknya. Sudah setengah jam Sebastian menunggu. Riko memiliki alasan apa hanya karena telat memberikannya kopi. Dalam lamunan, senyum pria itu terpatri. Wajah Laras yang malu dan sikapnya yang menjauh tak membuatnya terganggu malah lebih gemas. "Maaf Tuan saya tidak sengaja lama membawakan kopi untuk anda tapi saya sendiri tak tahu harus mengatakan apa." Riko berujar gugup. "Tidak apa-apa Riko, saya mengerti pergi ke mejamu lanjutkan saja pekerjaanmu," balas Sebastian santai. "Justru karena itu Tuan, saya tidak bisa ke meja saya sekarang." Sebastian mengerutkan dahinya tak mengerti ucapan Riko sam