Aysa menekan pel cukup kuat sebagai wujud ekspresinya menahan kekesalan. Ingin sekali melakukan sesuatu, tapi ia juga tidak boleh terlihat tidak profesional dengan menunjukkan sikap tak menyenangkan. Azka sudah menunjukkan sikap profesional dengan membiarkan Aysa bekerja di sana, maka ia juga harus melakukan hal yang sama. "Kamu bekerja di sini?" tanya Aysa menatap Beta. Beta mengangguk. "Maaf, aku bukannya ikut campur ke dalam urusan kalian, tapi apakah segini buruknya hubungan kalian? Oh ya, aku lupa kalau kau adalah korban pelec*han. Apakah Azka marah karena itu?" "Berhubung kamu udah tau, maka aku lebih baik katakan saja supaya nggak terjadi kesalahpahaman." Aysa bergerak cepat mengepel lantai. "Azka justru beranggapan bahwa aku menyelingkuhinya. Sudahlah, nggak perlu dibahas lagi."