"Adik Mutia nggak mati kan, Bu?" polos Megan sambil mengangkat kepala demi bisa meraih wajah Mutia, sang adik yang tidur pulas sambil mengemut kempeng. Sampai usia sekarang, yang seharusnya tidak wajar bagi Mutia mengemut kempeng, tapi masih ia lakukan setiap hendak tidur. Aysa tak bisa melarang, sebab sudah menjadi kebiasaan yang sulit dihindarkan. Mutia sewaktu kecil sulit tidur, setiap kali hendak tidur pasti menangis dan gelisah, ia mengemut jempolnya sendiri. Setiap dilarang, pasti mengamuk dan malah kesulitan tidur. Dari pada ngemut jempol yang tingkat higienis nya belum tentu terjamin, maka Aysa memilih alternatif lain dengan memberikan kempeng. Aysa tak punya pilihan lain, sebab ia harus mengurus banyak hal di samping mengurus anak yang rewel. Tapi Aysa yakin, suatu saat nant