Pertemuan Dengan Hanum

1503 Kata

“Heksa!” Aysa menghambur masuk, kemudian memeluk Heksa. “Kamu apa kabar, nak? Kamu masih ingat sama kakak?” Aysa membingkai pipi Heksa dengan haru, menatapnya lekat. “Heksa yang semestinya bertanya, apa kabar Kak Aysa?” Suara Heksa terdengar lebih baritone, ngebas. Ia sudah sunat dan tentunya lebih dewasa dari sebelumnya. “Kakak baik!” “Kenapa kakak pergi? Kenapa kakak nggak pernah menjenguk kami di sini?” Heksa terlihat lebih dewasa dari penampilannya. Ia seperti tertuntut untuk dewasa sebelum waktunya. Cara bicaranya dan tutur katanya juga sopan layaknya orang dewasa, bukan remaja seusianya. Aysa tidak menjawab, ia kembali memeluk Heksa penuh haru. Azka merangkul anak- anak yang lainnya. Sedangkan Hamka yang baru saja selesai makan, tampak bengong. Dan Haris, bocah berus

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN