Kepala Alzam sontak terhuyung ke belakang seiring dengan hantaman keras buntalan kain itu, ia memegangi matanya yang terhantam buntalan kain sambil meringis hebat. Pedih sekali matanya itu. Hantaman tangan Aysa benar- benar mumpuni. "Aysa, tunggu!" Alzam berusaha mengejar Aysa yang lari ngibrit sambil membawa buntalan kain. "Hei, kau tidak bisa lari dariku! Berhenti!" Alzam terus mengejar meski satu matanya mengerjap- ngerjap, terasa sakit dan air matanya mengalir terus. Aysa mengambil kayu yang tergeletak di jalan, lalu melemparnya ke arah Alzam. Blugh! Tepat mengenai kening pria itu. "Rasain! Mampus!" Aysa memaki puas. Seketika kening Alzam benjol, kepalanya berkunang- kunang, pusing. Bumi seperti berputar, tubuhnya lalu tumbang. Mulutnya meringis. "Pria biad*b! Pikirannya kotor,