Dalam pesawat, semua orang diam. Hanya bunyi mesin pesawat bersama bunyi mesin penopang hidup Kimberly yang berbunyi, seolah-olah itu bunyi napas kehidupan mereka sendiri. Baju putih dokter Anna dan paramedis yang mendampinginya belepotan darah. Tangan dan wajah mereka belepotan darah. Begitu juga tubuh Xander. Hanya karena warna bajunya hitam, noda darah di pakaiannya tidak terlihat, tetapi ia merasakan kulit seluruh badannya basah dan lengket, kain kemejanya mengeras karena darah kering. Wajah Xander dingin dan pucat. Ia duduk terdiam dengan sebelah tangan menyangga kepalanya, laksana patung pualam di singgsana. Ia menatap Kimberly yang sekarang kulitnya lebih pucat daripada dirinya. Rambut pirangnya tampak kotor karena darah. Jubah pasiennya juga berdarah. Pembalut luka di perutnya j