Danu kembali ke kamarnya, lalu kemudian menghela napas gusar. Dia kemudian melirik jam dinding yang hampir menunjukkan pukul 22.00 malam. “Sudah larut malam seperti ini mereka masih saja berpacaran. Cih, ciri-ciri orang yang berpikiran sempit memang begitu. Mereka tidak akan pernah bisa menghargai waktu dan menggunakannya untuk hal yang lebih bermanfaat,” omel Danu. Lelaki itu tampak resah setelah melihat ke-uwuan yang terjadi tepat di depan matanya. “Hah … dan juga ngapain mereka di dapur dan memasak? Harusnya makan saja di luar. Lelaki itu pasti sangat pelit dan perhitungan. Aku yakin itu.” Danu masih saja meracau dengan suara berbisik. Hingga kemudian ia termangu cukup lama. Bayangan senyuman Eilish nan manis kala menatap Evan masih terbayang-bayang di pelupuk matanya. Bagaimana jad