“Hem? Ibu? A—aku pulang karena kangen banget sama Ibu!” Ayara terpikir sesuatu. Dia langsung tersenyum lalu mengambil tangan kiri ibunya dan menggenggam dengan erat. “Bu, tenang saja, jangan pikirkan aku punya ongkos pulang atau nggak, punya uang pegangan atau nggak. Aku kesini naik pesawat loh Bu. Dan semua Tuan Anggara yang bayar! Tuan tempatku bekerja baik banget, Bu!” Sorot mata Ayara begitu bersemangat. Tapi Wening, nama ibunya Ayara, tidak terlihat senang sama sekali. Bahkan tidak ada senyuman di bibirnya. Namun dia menoleh ke arah Anggara yang berdiri di sana, tidak jauh dari mereka. Wening tampak memperhatikan Anggara dengan raut wajah serius. Kemudian keningnya mengernyit. Dan detik kemudian dia langsung melengos, membuang pandangan ke arah lain. Tampak gusar. “Apa itu majikan
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari


