Degh
"Kak Ezi, lepas!" Naya berusaha melepaskan tangan Ezi yang mencengkram kuat pergelangan tangannya, tapi Ezi tetap menahannya, dan menyeret paksa Naya untuk ikut.
Naya menangis di dalam mobil Ezi, karena kali ini ia benar-benar tidak bisa menyelamatkan diri atau melepaskan diri dari Ezi, karena berharap pertolongan dari Chris juga percuma, Chris tidak tau kalau dirinya saat ini ditangkap oleh Ezi, orang yang sangat ingin Naya hindari. Chris tidak akan tau, itu karena Naya tau Chris ada di kantor, jadi tidak mungkin Chris akan menolong dirinya.
Ezi membawa Naya ke rumah Naya sendiri, yang tentunya di rumah Naya juga Ditunggu oleh kedua orang tua Ezi. Ezi memaksa Naya untuk keluar dari mobilnya, tapi Naya tetap berontak, dan menahan diri untuk tidak keluar dari mobilnya, karena Naya memang tidak ingin berurusan lagi dengan Ezi ataupun keluarga Ezi.
" Sejak kapan kamu jadi wanita pembangkang seperti ini, Hah! "bentak Ezi karena sudah tidak tahan menghadapi sikap keras kepala Naya sejak ia menemukan Naya.
"Sejak dulu! Dan sejak kita bercerai. Sejak itulah kita usai. Untuk apa Kak Ezi masih membawaku ke rumah ini, apalagi untuk bertemu dengan kedua orang tua Kak Ezi, sementara kita sudah tidak punya hubungan apapun lagi. Urusan kita sudah selesai. "Ujar Naya yang tetap tidak ingin ikut Ezi untuk masuk ke dalam rumahnya sendiri. Karena Ezi tidak ingin dianggap lemah oleh kedua orang tuanya karena tidak bisa membawa Naya ke rumah Naya sendiri, akhirnya Ezi langsung menyeret tangan Naya, hingga terdapat goresan di lengan Naya dan itu membuat Naya benar-benar harus menahan rasa sakit karena goresan tersebut.
"Naya, kamu pulang, Sayang! "ujar Mama Ezi yang begitu sangat bahagia karena melihat kedatangan Naya.
" Aku tegaskan sekali lagi, mumpung masih ada semuanya di sini. Aku pikir cuma Kak Ezi yang akan ada di rumah ini, ternyata ada Tante dan juga Om. "ujar Naya dengan penuh keberanian, membuat kedua orang tua Ezi saling pandang.
"Naya, kakak tidak pernah mengajarkanmu untuk menjadi orang yang kurang ajar terhadap orang yang lebih tua. Jaga sopan santun kamu! "ujar Liora dengan penuh ketegasan, meminta agar Naya menjaga sopan santunnya, namun Naya tetap pada sikap aslinya tidak pura-pura lemah lembut di depan orang lain, seperti yang dilakukan oleh kakaknya.
"Kak Lio tenang saja, tanpa Kakak memperlihatkan wajah palsunya, semua orang di sini pada akhirnya akan tahu seperti apa wajah asli Kakak." ujar Naya dengan begitu lantangnya, dan itu membuat kedua orang tua Ezi tidak menyangka kalau Naya akan secepat ini berubah terhadap mereka.
"Naya, apa yang terjadi denganmu? Kenapa kamu jadi seperti ini? "tanya Mama Ezi.
"Aku memang seperti ini adanya, Tante. Aku tidak pernah berubah. Memang seperti ini aku aslinya. "Ujar Naya yang memang tidak pernah merasa merubah sikapnya.
"Naya, Tante rasa perubahan sikap kamu itu karena efek dari perceraian kamu dengan Ezi. Tante mohon, kembalilah rujuk dengan Ezi, demi kedua orang tuamu. "ujar Papa Ezi yang membuat Naya langsung tertawa.
"Papa sama Mama tidak pernah menentukan siapa yang harus menjadi menantu kalian. Jadi kalian bisa menikahkan anak kalian dengan Kak Liora. Aku rasa sama saja. "Ujar Naya yang langsung keluar dari rumahnya, namun langsung ditahan oleh Liora.
"Jangan kurang ajar kamu Naya. Didalam masih ada orang tua, dia yang akan menjadi pengganti orang tua kita. Yang sopan dong, Nay." Kata Lio yang membuat Naya tersenyum hambar.
"Kakak bercinta dengan adik ipar sendiri tidak memikirkan hati aku, apa itu bisa di katakan Kakak sudah sopan, sudah memberi contoh yang baik buat aku? Aku rasa enggak," kata Naya dengan penuh penekanan, namun sebisa mungkin Naya mengendalikan dirinya agar suaranya tidak di dengar oleh yang lainnya.
"Sial, omong kosong apa ini," kata Liora tidak percaya
"Bukan omong kosong, tapi memang fakta." Ujar Naya penuh ketegasan, membuat Liora langsung menampar Naya dengan kuat.
"Keterlalu kamu, Nay!" kata Liora setelah menampar pipi Naya.
"Lio, apa yang kamu lakukan?" tanya mama Ezi terkejut saat melihat Liora menampar pipi Naya dengan kuat.
"Aku tegaskn pada kalian semua, aku sama Kak Ezi tidak akak pernah rujuk. Aku tidak mau memelihara pengkhianat di tengah-tengah hubungan yang serius. " Ujar Naya dengan penuh ketegasan, membuat kedua orang tua Ezi saling pandang karena memang tidak mengerti apa maksud dari perkataan Naya.
"Pengkhianat siapa maksud kamu, Nay. Kamu pulang-pulang membawa sikap kurang ajar seperti ini. Tinggal dimana kamu selama ini? " Ujar Ezi yang Langsung menarik tangan Naya secara kasar, dan memaksa Naya untuk kembali masuk ke dalam rumah, bahkan Ezi sampai menyeret tubuh Naya seperti karung beras untuk menuju ke kamarnya.
"Ezi, jangan kasar, Nak. " Ujar mama Ezi yang merasa Ezi terlalu kasar pada seorang wanita.
"Tante, Om, maaf sebelumnya. Aku tidak ada niatan untuk mengusir kalian. Tapi aku rasa, sebaiknya Tante sama Om pulang saja, biar mereka bisa menyelesaikan masalah mereka. Aku juga akan keluar, mau ngasih waktu untuk mereka berdua. " Ujar Liora yang membuat kedua orang tua Ezi tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Karena apa yang dikatakan oleh Lio menurut kedua orang tua Ezi ada benarnya juga, akhirnya mereka pun memutuskan untuk pergi.
Setelah kepergian kedua orang tua Ezi, Lio Langsung berlari menaiki anak tangga menuju ke kamar Naya.
"Mama sama papa sudah pulang? " tanya Ezi dengan nada dinginnya pada Lio.
"Sudah aku bereskan. " Jawab Lio yang membuat Ezi tersenyum.
Lio mendekati Naya yang sedang menangis.
"Naya, apa susahnya sih nurut? " tanya Lio sok lembut.
"Apa susahnya kakak berterus terang pada mereka, kalau Kak Lio mencintai Kak Ezi. Bukankah itu sangat bagus, kalian jadi menikah? " Naya malah balik tanya, membuat Ezi tersenyum sinis.
"Ini bukan soal cinta, tapi soal pilihan. Kalau mama sama papa memilihmu, mau sebesar apapun cinta yang aku miliki pada wanita lain, itu tidak akan membuat aku bisa bersama dengan wanita lain. Paham! " ujar Ezi tegas, lalu menggandeng tangan Lio keluar dari kamar tersebut.
Lio tersenyum karena akhirnya Naya sudah bisa di temukan.
"Sekarang Naya sudah di temukan, kita bisa kan bercinta sepuasnya seperti sebelum Naya pergi? " tanya Ezi yang membuat Lio Langsung mengambil salah satu tangan Ezi, dan menjepit di kedua pahanya, membuat Ezi tersenyum.
Kedua jari Ezi Langsung bermain cantik pada V Lio, membuat Lio langsung mendesah penuh kenikmatan.
Yah, Ezi mendukung orang tuanya untuk mencari Naya karena Lio selalu menolak untuk di sentuh sebelum Naya pulang, dan sekarang, Naya sudah ada di rumah mereka, dan Ezi bisa menikmati tubuh kakak iparnya lagi seperti bisanya. Yah, memang sudah biasa keduanya saling berhubungan badan, dan itu tanpa sepengetahuan Naya.
"Buka baju, Sayang! " pinta Ezi yang langsung dituruti oleh Lio. Lio melepaskan semua pakaiannya tanpa sisa di depan mata Ezi langsung, lalu Lio dudu di tepi sofa panjang dengan posisi satu kaki terangkat, hingga membuat mata Ezi langsung melebar saat melihat V Lio yang sudah cukup lama tidak ia nikmati. Dengan cepat Ezi langsung mendekati Lio, dan mengarahkan miliknya pada V Lio, karena posisi Lio saat ini begitu sangat menantang dirinya.
"Ahhh...