Dengan cepat Ezi langsung mendekati Lio, dan mengarahkan miliknya pada V Lio, karena posisi Lio saat ini begitu sangat menantang dirinya.
"Ahhh...
" Aku benci kalian. " Tanpa mereka sadari desahan dari keduanya berhasil menjatuhkan air mata Naya yang telah berdiri di depan pintu kamar Lio. Ternyata, desahan dari keduanya persamaan dengan ungkapan penuh kebencian dari seorang wanita janda yang menyaksikan betapa nikmatnya 2 seorang yang tengah saling menumpahkan nafsunya satu sama lain diatas sofa, tepat di depan matanya langsung.
Dengan cepat Naya langsung berlari beralih menuju ke kamarnya sendiri, sambil menghapus air matanya yang sejak tadi tidak berhenti menetes, dan itu karena pengkhianatan kakaknya terhadap mantan suaminya.
Niat Naya ingin bicara serius dengan Liora tidak jadi karena Naya Langsung di suguhkan oleh kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan Liora di belakang Naya, meski Naya belum bercerai dengan Ezi.
"Tidak sadarkah Kak Lio, Kalau pria yang menikmati tubuhmu itu adalah adik iparmu sendiri. Adik iparmu sendiri yang seharusnya kamu hargai hubungan adikmu dengan adik ipar mu, bukan malah menjadi penikmat adik ipar mu sendiri. " Gumam Naya dalam hati, dengan air mata yang tiada nantinya membasahi wajah cantiknya, serta mata yang tidak berkedip menatap betapa nikmatnya kakaknya yang tengah bermadu kasih dengan mantan suaminya, yang sekarang sudah tidak Naya pedulikan lagi, karena status dirinya sekarang sudah menjadi mantan istri.
Masalahnya yang membuat air mata Naya tidak berhenti menetes, itu karena hubungan yang dijalani oleh Kakak dengan mantan suaminya itu, terjalin sejak dirinya masih menikah dengan Ezi. Bahkan Naya menduga, bisa saja mereka mengkhianati dirinya sebelum adanya pernikahan, sebelum Naya menikah dengan Ezi, itu bisa jadi mereka sudah memiliki kelakuan buruk seperti yang Naya lihat saat ini, pikir Naya.
Karena Naya tidak mau hatinya semakin terluka saat melihat keduanya saling bermadu kasih seperti sepasang suami istri, akhirnya Naya memilih memejamkan matanya, dan mencoba untuk menguatkan hatinya dan memilih untuk tidak lagi melanjutkan menyaksikan apa yang ada di depan matanya saat ini.
Naya langsung masuk ke dalam kamarnya, dan membanting tubuhnya sendiri ke atas ranjang, lalu menangis sejadi-jadinya di kamarnya.
menurut Naya, Andai kedua orang tua Ezi tahu seperti apa kelakuan Liora dan juga Ezi di belakang mereka, pasti kedua orang tua Ezi tidak akan mendesak dirinya untuk kembali rujuk seperti tadi, dan itu membuat Naya benar-benar sangat ingin membongkar hubungan mereka berdua pada kedua orang tua Ezi, agar orang tua Ezi tidak lagi menyuruh dirinya untuk menerima Ezi kembali rujuk dan menjadi suaminya.
Sayangnya Naya tidak bisa memberitahu kedua orang tua Ezi, karena Naya tidak punya bukti yang kuat untuk memberitahu kedua orang tua Ezi. Bisa saja Naya memberitahu mereka dengan memberikan bukti video rekaman saat mereka bercinta di kamar Lio, tapi Naya tidak bisa melakukan itu semua meski untuk mendapatkan video rekaman itu sangat mudah bagi Naya, tapi Naya tidak mau menyebar tentang Kelakuan buruk kakaknya dengan mantan suaminya.
Naya yakin, jika dirinya merekam kelakuan mereka berdua pasti ada kemungkinan rekaman itu akan tersebar luas, dan itu akan membuat kedua orang tua yang ada di alam yang berbeda dengan dirinya kecewa karena anaknya tidak bisa menjaga diri, terlebih kelakuan Naya sendiri juga tidak benar, dan itu tidak ingin membuat orang lain tahu keburukan mereka berdua. Makanya Naya tidak bisa memberikan bukti perselingkuhan yang dilakukan oleh kakaknya dengan mantan suaminya itu yang terjalin sejak dulu pada kedua orang tua Ezi, itu karena Naya tidak ingin mengambil resiko.
Ingin rasanya Naya membawa kedua orang tua Ezi ke kamar Liora saat Liora Tengah bercinta dengan Ezi sebagai buktinya tanpa dirinya harus merekam terlebih dahulu. Tapi sayang, Naya tidak bisa melakukannya.
Naya sebenarnya juga tidak keberatan Kalau misal Ezi berterus terang pada kedua orang tuanya kalau ia mencintai Liora dan ingin menikahi Liora, itu jauh lebih baik menurut Naya. Sayangnya Ezi tidak melakukan itu dan memilih untuk tetap menyembunyikan hubungannya dengan Lio.
"Aku tidak mengerti kenapa selama ini Kak Liora tidak ingin mengatakan yang sebenarnya tentang perasaan kak Liora pada kedua orang tua Kak Ezi, padahal sebenarnya, kalau memang kak Liora mencintai Kak Ezi, mereka benar-benar akan menikah dan tidak harus menyakiti perasaanku seperti ini. Aku tidak tahu apa tujuan Kak Liora memilih memendam perasaannya dari kedua orang tua Kak Ezi, dan kenapa Kak Liora menunjukkan seolah-olah Kak Liora itu sangat mendukung hubungan aku dengan Kak Ezi pada kedua orang tua Kak Ezi. "Ujar Naya yang tidak mengerti dengan jalan pikiran Liora, karena memang selama ini, Liora menunjukkan sikapnya pada semua orang sekolah-sekolah Liora mendukung hubungannya dengan Ezi, dan seolah-olah mengajari Naya untuk menjadi istri yang baik. Tapi tanpa orang lain ketahui, Liora lah yang menjadi penghambat pernikahan Naya dengan Ezi, hingga Naya memilih pergi bahkan setelah pergi ia tidak ingin lagi kembali.
"Ahhh... ahhh... Sayang jangan terlalu dalam... ahhh...
" Tapi.. ahhh... enak Sayang...
Naya langsung menghentikan langkahnya saat mendengar suara desahan demi desahan dari bibir kakaknya dengan penuh kenikmatan, membuat Naya mengepalkan tangannya kuat, karena Naya tahu sekarang sudah jam berapa. Naya tidak habis pikir, sudah sangat larut tapi mereka belum menyelesaikan apa yang mereka lakukan di kamar Liora.
Niat Naya ingin ke dapur Karena ia merasa lapar tidak jadi, karena tiba-tiba ia merasa kenyang dan bahkan sangat ingin muntah setelah mendengar suara-suara yang membuat hati Naya sakit.
"Kalian benar-benar tidak memikirkan perasaanku. Kalau memang kalian setiap hari melakukan ini di belakangku sebelum aku bercerai, tidak Bisakah kalian melakukannya di tempat lain." Ujar Naya Seraya membalikkan badannya untuk kembali ke kamarnya.
Naya yang merasa frustasi langsung membuka laci di dekat ranjangnya, dan dengan tangan gemetaran, Naya mengambil sebuah gunting kecil, dan itu membuat air mata Naya kembali menetes. setelah cukup lama Naya berpikir panjang, Naya langsung menyimpulkan kalau kakaknya sendiri memanfaatkan keberadaannya, di mana Kalau keberadaannya itu mendatangkan sebuah kebahagiaan, kenikmatan bagi Liora. jadi Naya tidak mau, kalau kakaknya merasakan kebahagiaan sendiri, sedangkan dirinya harus menahan luka di hatinya karena menyaksikan kebahagiaan yang dipenuhi penghianatan oleh Kakaknya sendiri.
Naya tidak pernah iri dengan kebahagiaan orang lain apalagi kebahagiaan saudaranya sendiri. Tapi masalahnya, kebahagiaan yang didapatkan oleh kakaknya itu sendiri, dengan cara menghancurkan hatinya, menyakiti hatinya, dan merusak isi pikirannya, hingga Naya keberatan melihat kebahagiaan yang dirasakan oleh kakaknya. Andai saja kebahagiaan yang dirasakan oleh kakaknya itu bukan mengambil jalan dengan menghancurkan dirinya, mungkin Naya masih bisa ikut tersenyum melihat kebahagiaan yang dirasakan oleh sang kakak.
"Mungkin dengan berakhirnya hidupku, kebahagiaan Kak Liora juga berakhir. " Gumam Naya dengan nada pelannya, lalu memejamkan matanya, mencoba untuk memutuskan urat nadinya sendiri, karena Naya benar-benar tidak ingin melihat kebahagiaan Liora di atas penderitaannya.
Saat Naya ingin memutuskan urat nadinya, Tiba-tiba ada seseorang yang memeluk Naya dari belakang, dan menahan gunting itu sebelum memutuskan urat nadi Naya, membuat Naya terkejut.
"Jangan mati dulu, hutang mu masih belum terbayar...