"Tuan Chris! Hentikan! " teriak Naya langsung berlari mendekati meja makan itu, dan melepaskan tangan Chris yang mencengkram kuat leher Rea, hingga wajah Rea terlihat sangat pucat seperti mayat.
Chris melepaskan tangannya dari leher Rea, dan tubuh Rea langsung merosot ke lantai, karena sudah tidak berdaya, mungkin Rea pingsan.
Chris melepaskan tangannya dari leher Rea, namun tangan Chris beralih menarik tengkuk leher belakang Naya, dan melumat bibir Naya dengan begitu rakusnya, membuat Naya benar-benar kesulitan untuk bernafas, hingga Naya terpaksa memukul d**a Chris hingga berulang kali, karena saya tidak ingin mati gara-gara kehabisan nafas.
Chris melepaskan tautan bibirnya dari bibir Naya, Namun bukan berarti Chris langsung diam saja. Chris langsung menggendong tubuh Naya seperti karung beras hingga kepala Naya seperti berada di bawah, membuat Naya berteriak meminta untuk diturunkan.
Chris membawa Naya ke kamar sebuah kamar, yang Naya juga tidak tahu itu Kamar siapa, yang jelas Naya hanya ingin lepas dari Chris.
"Tuan, Apa yang anda lakukan! Lepas!" Naya terus berontak minta dilepaskan, karena Naya juga tidak mengerti Kenapa tiba-tiba Chris jadi seperti macan, padahal saat Naya meninggalkan Chris ke toilet, ia masih meninggalkan Chris dalam keadaan baik-baik saja.
Bruk
"Tuan, tolong kendalikan diri Anda. "Ujar Naya saat Chris melempar tubuhnya pada ranjang secara kasar dan Naya meminta agar Chris sadar.
" Obatnya semakin ngefek. Aku tidak bisa mengendalikan diriku. Maaf. " Ujar Chris dengan nafas yang tersendat, dan langsung menyesap leher Naya, membuat Naya memejamkan matanya mencoba untuk kuat saat Chris benar-benar bersikap kasar pada dirinya. Namun meski begitu, Chris tetap mengucapkan kata maafnya pada Naya, karena Chris masih sedikit sadar kalau ia akan menyakiti Naya, wanita yang tidak tahu apa-apa.
Srek
Hanya sekali tarikan saja, gaun yang dipakai oleh Naya langsung koyak dan tak layak untuk dipakai kembali.
Naya mencoba untuk mengimbangi setiap permainan Chris, setelah Naya mengerti Kalau Chris tengah dikuasai oleh obat perangsang. Sayangnya Naya kesulitan untuk mengimbangi permainan Chris, karena Chris benar-benar kesulitan mengendalikan dirinya sendiri.
"Aku minta maaf. " Lagi-lagi Chris kembali mengucapkan kata maafnya pada Naya, sebelum ia juga melepaskan kain segitiga yang melekat di bagian bawah Naya, namun dengan cepat Naya menahan tangan Chris, hingga Chris menatap wajah Naya dengan wajah merahnya, dan Naya kesulitan untuk menebak Apakah wajah merah itu merupakan wajah karena nafsunya, atau wajah mafia nya.
"Akan aku layani, tapi ditahan, jangan lepas kendali. " pinta Naya dengan penuh kelembutan, dan mencoba untuk maraba leher terus, hingga Chris memilih memejamkan matanya, namun kedua tangan Chris tidak bisa diam, karena kedua tangan Chris bermain cantik pada d**a Naya dan juga b****g semok Naya, jika nafsu Chris benar-benar Di Luar Batas.
Naya mencoba untuk memberi sentuhan pada keris dengan penuh kelembutan, bukan karena Naya menikmati, tapi Naya tidak ingin tersakiti. Jadi Anggap saja Naya sedang mencari aman, dan memilih untuk ikut turun tangan, agar bisa membantu Chris untuk menuntaskan hasratnya akibat obat perangsang tersebut.
Chris semakin tidak bisa mengendalikan diri saat mendapat sentuhan lembut dari Naya, bahkan akal sehat Chris juga sudah tidak berfungsi lagi karena sentuhan tangan mungil Naya. sekalipun tidak dalam pengaruh obat perangsang, bisa saja keris juga lepas kendali kalau mendapat sentuhan dari Naya apalagi sekarang sudah dikuasai oleh obat perangsang, dan itu membuat krim semakin tidak bisa mengendalikan dirinya. padahal, sangat mulai merasa obat yang diberikan oleh Rea itu sudah bereaksi, dengan susah payah Chris mencoba untuk tetap bisa mengontrol dirinya, dan tetap mempertahankan kesadarannya. tapi setelah Ia mendapat sentuhan dari Naya, ia semakin kehilangan akal sehatnya.
Yah, Naya terkejut saat baru tiba dari toilet itu karena Naya melihat Chris seperti ingin membunuh Rea.
karena Naya tahu siapa Chris, makanya Naya buru-buru mencoba untuk menolong kliennya, terlebih dahulu Naya juga tidak ingin Chris membunuh seseorang di depan matanya langsung. makanya Naya buru-buru mencegah agar Chris tidak sampai membunuhnya.
Saat tangan Naya ingin menyentuh pusaka keris, dengan cepat Chris menahannya, dan menepis tangan Naya dengan kasar hingga membuat Naya terkejut.
"Kenapa? " tanya Naya dengan bingungnya, karena Naya tahu kalau sudah tidak bisa mengendalikan diri karena nafsunya.
"Aku minta, segeralah pergi agar aku tidak menyakitimu. "ujar Chris mencoba untuk menahan diri, agar tidak menyakiti Ayah, karena Chris yakin iya pasti akan menyiksa Naya atau menyakiti Naya. Chris dapat merasakan, betapa susahnya ia mengendalikan dirinya, karena obat yang diberikan oleh kliennya itu benar-benar obat yang dosisnya sangat tinggi, dan itu pasti akan sangat menyakiti lawannya, yaitu Naya, karena di kamar itu hanya ada Naya.
"Terus bagaimana dengan nasib Om Chris? " tanya Naya yang sudah tidak ingat kalau saat ini masih ada di luar kota.
"Lupakan. Pergilah sekarang. Aku tidak mau menyakiti mu. " Ujar Chris tegas, karena kalau memang Chris ingin menikmati tubuh Naya, Chris bisa memintanya baik-baik. Chris merasa tidak bisa menyakiti wanita polos seperti Naya.
"Gimana aku bisa pergi, Om Chris keadaan nya kek gini. Gak bisa aku ninggalin Om dalam keadaan seperti ini. " Ujar Naya yang kembali mendekati Chris, namun Chris dengan cepat mendorong tubuh Naya, hingga Naya jatuh terlentang di sampingnya.
"Pergilah. Tidak perlu pedulikan aku. Aku masih kuat. " Dengan penuh ketegasan Chris kembali meminta Naya untuk segera pergi. Sayangnya Naya yang keras kepala tetap tidak pergi, dan kembali bangun untuk mendekati Chris.
"Om, aku tidak perduli dengan alasan Om Chris apa menolak aku. Yang jelas, aku tidak mau pergi disaat Om Chris tersiksa seperti ini. " Ujar Naya yang tak kalah tegasnya dari Chris, karena Naya tidak tega melihat wajah Chris yang sudah benar-benar sangat merah, bahkan terlihat sangat jelas Chris yang sedang tersiksa.
"Kamu tau siapa aku. Jadi pergilah. " Titah Chris dengan penuh ketegasan, meminta agar Naya segera pergi. Naya bukannya tidak tau siapa Chris. Mungkin kalau ada bahaya seperti musuh, Naya masih bisa percaya dengan omongan Chris, tapi masalahnya sekarang bukan melawan musuh, tapi melawan nafsu.
"Urusannya sekarang beda. Kalau aku gak bantu Om, Om Chris gak bakal sembuh. " Kata Naya yang langsung naik ke atas tubuh Chris, membuat Chris tidak habis pikir dengan keras kepala Naya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Chris yang semakin tidak bisa menahan dirinya.
"Menolong Om Chris, apalagi!" kata Naya dengan penuh ketegasan.
"Jangan menyesal. Jangan salahkan aku." Kata Chris yang langsung membalikkan posisi Naya berada di bawah kungkungannya, dan menyesap leher dan juga d**a Naya. Naya hanya pasrah saja meski apa yang dilakukan Chris sungguh menyakiti dirinya, tapi Naya tetap menahannya.
Chris yang memang di kuasai oleh nafsu akibat obat perangsang yang di berikan oleh Rea, langsung membuka paha Naya lebar, dan melakukan penyatuan dengan kasar.
"Ssstttt... Ahhh...