"Layani aku pagi ini." Bisik Chris membuat Naya terdiam mematung.
"Masih pagi, Om. Kita terlambat ke kantor," kata Naya pura-pura profesional, padahal sebenarnya Naya bukannya profesional, tapi mencoba untuk menghindari Chris, agar Naya tidak perlu memenuhi keinginan Chris.
"Masih ingat hutang?" tanya Chris yang membuat Naya langsung memejamkan matanya kuat, karena ternyata Chris bisa saja memakai berbagai macam cara agar dirinya tidak bisa menghindar lagi untuk melayani Chris di pagi hari.
"Ta-tapi...
Chris langsung melumat bibir Naya tanpa jeda, agar Naya tidak banyak bicara untuk dijadikan alasan agar bisa menghindari dirinya.
Keduanya mulai hanyut dalam permainan bibir di pagi, hingga Naya tidak sadar kalau dirinya tadi sempat menolak untuk melayani Chris di pagi hari, yang ternyata sekarang Naya malah menikmatinya.
Saat Chris ingin melepaskan tank top Naya, ponsel Chris berdering, dan itu membuat Naya langsung menggigit bibir Chris dengan kuat, hingga membuat bibir Chris terluka.
"Ahhhhkk... Sial! ternyata kamu tidak hanya jadi kucing liar, tapi juga jadi macan." Umpat Chris dengan nada kesalnya, karena selain bibirnya sakit, Chris juga merasa terkejut.
"Om gak denger apa, kalau dari tadi ponselnya berisik," kata Naya tanpa merasa bersalah pada Chris, bahkan Naya masih bisa membalas kalimat Chris, hingga membuat Chris mengumpat kasar.
Chris mengambil ponselnya, dan melihat Siapa yang menghubungi dirinya, ternyata yang menghubungi dirinya itu adalah Hans, asisten pribadinya.
"Hans, bulan ini kamu ada dua pilihan, cari pekerjaan yang baru, atau potong gaji! "ujar Chris dengan penuh ketegasan, membuat Hans yang ada di balik telepon terkejut mendengar pilihan yang diberikan oleh Chris.
"Apa maksud Anda, Tuan? Saya tidak merasa melakukan kesalahan atau menyinggung perasaan Anda?" tanya Hans dengan nada polosnya, karena Ia memang tidak merasa mengganggu Chris, dan tidak merasa menyinggung perasaan Chris, hingga Hans merasa kebingungan sendiri saat mendapat pilihan dari Chris.
"Mau apa kau menghubungiku pagi-pagi begini?" tanya Chris berterus terang, yang membuat Hans langsung mengerti Kalau ternyata ia menghubungi Chris di waktu yang tidak tepat, karena secara tidak langsung Hans tahu kalau dirinya telah mengganggu waktu Chris atau mengganggu kesenangan Chris.
"Tuan, Saya hanya ingin memberitahu anda kalau pertemuan anda dengan klien Anda yang ada di luar kota itu minta untuk direncanakan kembali kapan waktunya, Karena Anda membatalkan pertemuan itu secara dadakan. " Ujar Hans yang membuat Chris langsung mendesah kasar.
"Memangnya Dia pikir dia siapa, sampai dia berani menuntut aku untuk mengatur kembali jadwal pertemuan itu? "tanya Chris dengan nada dinginnya.
" Mohon maaf, Tuan. Saya sudah meminta untuk tidak mengganggu Anda, Tapi beliau memaksa. "Ujar Hans yang membuat Chris langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak, lalu Chris melempar ponselnya ke sembarang arah, hingga membuat Naya yang melihat Apa yang dilakukan oleh Chris langsung mengerutkan keningnya.
Chris menarik tubuh Naya hingga berdempetan dengan tubuhnya, lalu mengelus pipi Naya dengan lembut.
"Gara-gara kamu yang tidak datang untuk menemaniku keluar kota, Aku harus pergi ke luar kota setelah ini. Harusnya Aku tidak perlu pergi keluar kota hari ini. Tapi karena ulahmu, Aku harus pergi. " Ujar Chris dengan nada yang terdengar sangat dingin, membuat Naya langsung tersenyum kaku, dan mengelus tangan Chris yang sedang mengelus pipinya.
" Silahkan Anda bersiap, Tuan Chris yang terhormat. Saya juga akan bersiap, karena saya akan ikut serta dengan anda." Ujar Naya dengan percaya dirinya ia bilang akan ikut dengan Chris, padahal Chris belum mengajaknya, tapi Naya sudah mau ikut bersiap aja.
"Memangnya siapa yang mengajakmu?" tanya Chris penuh selidik, dan mendengar pertanyaan tersebut, Naya langsung tersipu malu, karena ia merasa kena mental.
"Oh iya, lupa. Tuan Chris belum mengajak. Ya sudah. Kalau begitu, silahkan Tuan Chris bersiap, saya juga akan pulang." Ujar Naya yang langsung turun dari ranjang Chris dan ingin keluar, namun langkahnya langsung terhenti saat mendengar ucapan Chris.
"Tunggu!" teriak Chris yang membuat Naya langsung menghentikan langkahnya.
"Menurutku, jika kau ikut, ada gunanya juga. Bersiap sekarang, kamu juga Ikut." Ujar Chris tegas, membuat Naya langsung memukul keningnya hingga berulang kali, karena harusnya ia merasa senang saat Chris pergi ke luar kota, bukan malah seperti orang yang dengan senang hati pergi ke luar kota dengan atasannya. Pikir Naya yang kesal. Dengan wajah cemberutnya, Naya keluar dari kamar Chris, untuk melakukan apa yang di perintahkan oleh Chris.
"Cari siapa? " tanya keris saat melihat Naya seperti sedang mencari seseorang.
" Tuan Hans tidak ikut? " tanya Naya yang ternyata jawaban yang berupa kalimat tanya itu berhasil membuat Chris langsung memutar bola matanya malas untuk menjawab pertanyaan Naya.
Karena di dalam mobil itu hanya ada Naya dan juga Chris, jadi Naya langsung berasumsi kalau yang pergi ke luar kota itu hanya berdua saja, yaitu dirinya dengan Chris saja.
5 jam perjalanan akhirnya Naya dan juga Chris sampai di tempat tujuan dengan selamat, dan Naya melakukan tugasnya Selama ada di luar kota itu dengan baik hingga tidak dipungkiri Chris patut memberikan Dua jempol tangannya atas kerja keras Naya.
Ternyata Naya dan Chris keluar kota itu hanya dua hari saja, dan selama di luar kota, Naya benar-benar sangat profesional dalam bekerja.
"Tuan, klien kita yang sudah bertemu kemarin, meminta untuk bertemu kembali Karena ia ingin mengucapkan suatu hal penting pada anda. Apakah anda bersedia untuk bertemu dengan beliau? "tanya Naya saat melihat Chris sedang bersantai Hotel penginapannya.
" Terserah kamu. Kalau kamu menyetujuinya, ya sudah kita temui tapi kalau kamu tidak ingin ke mana-mana atau tidak ingin menyetujuinya juga tidak masalah. "Jawab Chris santai, karena Chris juga sudah tidak punya kerjaan lain lagi, dan justru malam itu harusnya mereka berdua mempersiapkan diri untuk kepulangan mereka besok.
" Baiklah. Kalau begitu kita hargai pertemuan yang diminta oleh Beliau. "Ujar Naya yang dengan cepat Chris langsung berdiri untuk siap-siap, begitupun juga dengan Naya, setelah Naya memberitahu kalau ia bersedia untuk menemui klien tersebut, Naya bersiap-siap untuk segera berangkat menemani Chris.
Setelah mereka berdua sudah siap untuk berangkat ke restoran tempat pertemuan dengan klien untuk ajakan makan malam, Naya dan Chris langsung berangkat ke tempat pertemuan tersebut.
" Kau yakin ini restoran yang ditentukan oleh klien kita? "tanya Chris saat melihat restoran itu seperti sengaja di booking karena sepi tak ada pengunjung.
" Yakin, Tuan. Ini alamat yang diberikan oleh Beliau. "jawab Naya Seraya menunjukkan alamat di ponselnya dan memang benar, Naya tidak salah tempat itu sesuai dengan alamat yang diberikan oleh kliennya.
" Selamat malam Tuan Chris. " sapa seorang wanita yang berpakaian begitu sangat terbuka, namun terlihat sangat cantik dan juga mudah, tapi tetap saja, untuk masalah usia, masih jauh lebih mudah Naya, bahkan kalau soal wajah imut dan juga cantik fresh-nya jauh lebih imut Naya.
"Hem." Hanya jawaban itulah yang keluar dari Chris, saat mendapat sapaan dari seorang wanita yang mengajaknya untuk makan malam.
"Aku minta maaf, aku sengaja membooking tempat ini karena aku pikir anda tidak membawa asisten anda. Biar tidak ada yang mengganggu acara makan malam kita. Ternyata anda membawa asisten. " ujar Rea sambil menatap Naya yang berdiri di samping Kris dan tersenyum kecut pada Naya.
Naya hanya diam saja, tidak merasa tersinggung atau sakit hati atau merasa menjadi pengganggu di antara klien nya dan juga Chris karena Naya sedang melakukan tugasnya untuk mengikuti atasannya kemanapun ia pergi atau menjadi pendamping atasannya.
" Saya datang ke sini untuk memenuhi ajakan anda." ujar Chris dengan nada dinginnya, lalu Rea langsung mempersilahkan Chris untuk duduk.
" Kalau begitu saya ambilkan minuman khusus untuk anda, karena Tuan Chris sudah mau bersedia untuk menemani saya makan malam. Silakan Anda duduk . "ujar Rea Seraya berdiri untuk mengambil minuman sendiri, padahal tempat itu tidak kekurangan pelayan, tapi Rea memilih untuk mengambil minuman itu sendiri bertepatan dengan Rea yang pergi untuk mengambil minuman, Naya juga berpamitan pada Chris untuk ke toilet. Jadi sekarang Chris hanya sendirian saja.
"Aku tidak mau tau, campurkan obat ini pada minuman yang khusus untuk pasanganku. "ujar Ria dengan penuh ketegasan pada pelayan restoran tersebut, yang langsung dipatuhi oleh pelayan restoran itu, dan memberikan minuman yang sudah dicampuri obat itu pada Rea.
" Silahkan Tuan Chris. " Rea pun mempersilahkan Chris untuk menikmati minuman yang ia bawa. Tanpa menaruh rasa curiga, Chris langsung meneguknya, namun hanya separuh. Meski Chris hanya minum separuhnya saja, tapi Rea sangat merasa puas, dan merasa senang. Bagi Rea, yang terpenting Chris meminumnya meski tidak menghabiskan nya.
Tidak berselang lama Chris meneguk minuman tersebut, efeknya mulai bereaksi, membuat Rea tersenyum senang.
Naya yang merasa sudah selesai memenuhi hajatnya di toilet, langsung keluar, karena ia juga merasa sudah cukup lama di toilet, takut Chris marah.
Namun berapa terkejutnya Naya saat melihat kejadian di meja yang seharusnya sedang makan malam bersama, namun tidak sedang makan malam seperti yang seharusnya terjadi.
"Tuan Chris! Hentikan!