Dengan tangan gemetaran, Naya membuka resleting celana Chris, dan..
Degh
Naya terkejut saat tangan Chris memukul tangannya menggunakan pisau tajam.
"O-om Chris ma-mau apa? " tanya Naya terbata, benar-benar ketakutan, terlebih dapat merasakan dinginnya dari benda tajam itu.
"Siapa yang menyuruhmu untuk membuka resleting celana ku? " Chris malah balik tanya, dan pertanyaan Chris kali ini Langsung membuat kedua mata Naya hampir saja loncat dari tempatnya karena terkejut mendengar pertanyaan Chris, sekaligus tidak mengerti maksud dari pertanyaan Chris.
"Ta-tadi, Om Chris bilang, itu, anu, aku...
Naya benar-benar kesulitan untuk menjelaskan apa yang ia mengerti, hingga kalimatnya kesana kemari karena tidak tepat, dan itu efek dari rasa takutnya.
"Aku nyuruh ap? Apa aku menyuruhmu untuk membuka resleting celana ku? " tanya Chris yang Langsung di jawab dengan gelengan kepala oleh Naya. Dengan cepat Naya menjauhkan tangannya dari celana Chris, dan Naya benar-benar merasa gugup saat ini.
Chris menarik salah satu pundak Naya, hingga Naya jatuh ke dalam pelukan nya.
Naya menatap mata Chris, dan keduanya saling bertatapan dengan waktu yang cukup lama. Entah apa yang ada dalam pikiran Naya, yang jelas, sesuai dengan dugaan Chris apa yang ada dalam pikiran Naya saat ini tidak jauh-jauh dari urusan ranjang, karena Chris memintanya menginap di rumah Chris, itu tidak lain untuk menjadi penghangat ranjangnya.
Chris menyentuh dagu Naya dengan tangan yang masih memegang pisau tajam itu, dan Naya langsung mengeluarkan keringat dinginnya karena merasa ngeri sendiri dengan bayangan Naya, dimana Naya membayangkan kalau pisau itu memberi goresan pada lehernya. Membayangkan itu semua, Naya Langsung bergidik ngeri, bahkan sampai tidak sadar menggelengkan kepalanya karena merasa ngeri.
Naya buru-buru membuka pejaman matanya saat merasa ada sesuatu yang kenyal menyentuh bibirnya, bukan dingin seperti tadi dimana pisau tajam itu menyentuh dagunya.
"Apa tidak ada pikiran lain selain pikiran buruk tentangku. Kalau bukan memakan mu, aku membunuhmu. Hanya itu yang ada dalam pikiran mu? " tanya Chris yang membuat Naya langsung tersadar dari lamunannya dan sedikit menggeser posisinya untuk menjauh dari Chris.
"Bagaimana aku tidak berpikiran seperti itu, Om Chris itu mengerikan. Apalagi Om Chris itu tidak hanya kejam di ranjang, tapi kejam menghabiskan nyawa orang. Pasti cuma itulah yang ada dalam pikiranku. "Ujar Naya mengaku, karena memang selama ia mengenal sosok yang sebenarnya dari Chris, Iya langsung berpikir buruk jika terjadi sesuatu pada dirinya.
" Sudahlah. Aku lelah. Aku tidak suka tidur dengan orang yang berpakaian lengkap seperti ini. Buka. " Chris meminta Naya untuk membuka pakaian santainya, atau setidaknya mengganti pakaian dengan pakaian tidur seperti biasanya.
Mendengar permintaan Chris, Naya langsung memukul kepalanya dengan keras, karena ia mengerti apa maksud dari kata buka yang dikatakan oleh Chris tadi, dimana tadi Naya menyalah artikan kata BUKA.
KARENA sekarang Naya sudah tahu ke mana arah pembicaraan Chris, akhirnya Naya langsung melepaskan pakaiannya, dan hanya menyisakan tank top saja, karena di kamar Chris juga tidak menyediakan pakaian wanita. Jadi Naya terpaksa menggunakan tank top saja.
"Nggak ada pakaian lain, atau memang sengaja ingin menggodaku? "tanya Chris yang membuat Naya benar-benar merasa sangat kesal.
" Sebenarnya mau Om Chris itu apa? Aku cuma mau mengikuti apa maunya Om Chris, Om Chris bilang, Om Chris tidak suka tidur dengan pakaian lengkap, di sini kan nggak ada pakaian tidur khusus wanita. Jadi Ya sudah, aku pakai ini aja. Lagian kan Om Chris juga tidak mungkin memilih tidur di sofa karena nggak suka tidur dengan aku kalau aku berpakaian lengkap. "Ujar Naya panjang lebar karena ia sudah merasa kesal untuk meladeni keinginan Chris.
" Ya sudah. Tidurlah. " Ujar Chris membelakangi Naya membuat kening Naya langsung berkerut.
"Ini beneran gue diabaikan?" tanya Naya dalam hati saat melihat punggung Chris tepat di depan matanya. Karena Naya juga merasa ngantuk, akhirnya Naya memutuskan untuk memejamkan matanya dan tidak lama setelah itu, Naya langsung terjun ke alam mimpinya. Chris yang mendengar Deru nafas Naya yang mulai beraturan, yang artinya Naya sudah tidur nyenyak, langsung mengubah posisinya jadi menghadap pada Naya. tersenyum misterius, entah itu merupakan senyum penuh kekaguman atas kecantikan Naya, atau senyum yang bermakna sebuah rencana itu masih belum jelas, hanya Chris yang tahu apa arti senyumannya kali ini.
Chris menarik tubuh Naya ke dalam pelukannya, dan tidak lama setelah itu, Chris pun ikut terlelap.
Lio dan Ezi tidak sadar kalau di rumah itu sudah tidak ada lagi keberadaan Naya.
Mereka masih tetap asyik saling memberi kenikmatan di atas ranjang tanpa mengingat Naya, karena mereka menganggap kalau Naya masih bodoh seperti dulu, tidak tau kalau mereka sedang bercinta penuh kenikmatan, mengira kalau Naya tidur nyenyak. Meski sebenarnya Naya memang sudah tidur nyenyak, tapi keberadaan Naya yang sedang tidur nyenyak itu bukan di rumah itu, melainkan di rumah yang berbeda, yaitu di rumah Chris. Entah seperti apa nanti keterkejutan Lio dan juga Ezi saat mendapati kamar Naya kosong, yang mereka anggap masih ada Naya.
Yah, memang sudah biasa, sejak dulu, Ezi akan bersenang-senang di kamar Lio dan membiarkan Naya tidur sendirian. Ezi memang tidak pernah meminta hak nya sebagai seorang suami pada Naya dulu, itu karena Ezi sudah mendapatkan segalanya dari Lio. Dan selama hubungan mereka tidak di ketahui oleh Naya, mereka selalu bermesraan di belakang Naya, dan pastinya itu di kamar Lio.
Saat Naya sudah di pastikan tidur, Ezi pasti memilih keluar dari kamarnya, dan beralih ke kamar Lio. Makanya Ezi memilih tidur di sofa, tidak satu ranjang dengan Naya, itu karena menurut Ezi agar mempermudah dirinya saat keluar, tidak perlu turun dari ranjang yang nantinya akan membuat Naya terbangun dan curiga. Kalau ia tidur di sofa, maka Naya tidak akan terusik tidurnya, dan itu akan mempermudah Ezi keluar dari kamar Naya, untuk menuju ke kamar Lio.
Jadi seperti itulah kelakuan Ezi dan Lio di belakang Naya selama Naya masih terikat pernikahan dengan Ezi, bahkan sampai mereka bercerai pun, kelakuan Ezi masih belum berubah, dan itu membuat Naya merasa muak karena mereka bukannya minta maaf karena merasa bersalah pada dirinya, malah makin jadi menunjukkan kemesraan mereka di depan matanya.
Keesokan paginya, Naya menggeliat, namun Naya langsung dibuat terkejut saat ia tidak sengaja menampol wajah mantan mafia yang mengerikan itu, membuat Naya langsung duduk dan dengan takut-takut Naya melihat pada sepasang mata yang tengah menatap dirinya dengan tatapan membunuh.
Dengan cepat Naya langsung bergerak mengelus d**a Chris, berniat untuk meredakan amarah Chris, namun sayang, tindakan Naya malah memancing gairah Chris di pagi hari.
Chris langsung memegang tangan Naya yang sejak tadi mengelus dadanya, hingga Naya dengan perlahan membalas tatapan Chris.
"Om, maaf. Aku beneran tidak sengaja." Ujar Naya yang memang tidak sengaja menyakiti wajah Chris. Chris langsung menyentak tangan Naya, meletakkan tangan Naya tepat pada adik kecilnya, membuat kedua mata Naya membola sempurna saat merasakan pusaka Chris yang sudah seperti gagang cangkul.
"Pagi-pagi sudah berulah. Membangunkan aku dengan cara memukul wajahku, lalu membangunkan hasrat ku dengan sentuhan tangan mungil ini." Ujar Chris seraya mengangkat tangan Naya lagi, menunjukkan kalau tangan itulah yang telah membangunkan hasratnya, membuat kening Naya langsung di penuhi oleh keringat dingin.
Chris mendekatkan wajahnya pada wajah Naya, hingga Naya semakin menurunkan wajahnya, dan tak sadar ia jatuh terlentang di bawah tubuh Chris.
Chris menyentuh dagu Naya, dan pandangan Chris tertuju pada bibir indah Naya, dan tentunya sudah pernah Chris nikmati, dan pada saat Chris menikmati bibir indah Naya, ternyata itu yang pertama bagi Naya.
Chris mulai mendekatkan bibirnya pada bibir Naya, membuat Naya langsung memejamkan matanya, dan dengan perlahan, bibir keduanya mulai bersentuhan, hingga hasrat Chris semakin terpancing.
"Layani aku pagi ini...