Harapan Baru

2208 Kata

Untuk pertama kalinya Inara masuk ke rektorat dengan rasa sedih seberat ini. “Kalau mau nunggu diluar gak papa. Gue sendiri aja yang masuk.” “Gak papa, Ney. Santai kok. Sonoh.” Mendorongnya pelan supaya bergegas ke bagian keuangan. Setelah mendapatkan judul yang akan dipakai skripsi nanti, Inara tinggal menyiapkan bahan Menyusun proposal. Neysa meminta diantar ke rektorat, pikir Inara hatinya tidak akan serapuh ini begitu masuk. Langkah kaki membawa ke koridor ruang rapat, tempat pertama kali Inara melihat Agra marah-marah, tapi begitu bertatapan dengannya langsung memasang wajah jahil. “Yah siapa juga yang mau mempertahankan penjahat yang nekat, pantes sih langsung dikeluarin juga. Bahkan anak keturunannya bakalan dilarang kuliah disini,” ucap para staff rektorat yang sedang membereska

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN