Chikita Pov “Sayang, kamu di mana?” Suara yayang Dimas membuyarkan lamunan gue tentang masa lalu kami yang penuh airmata, gue bergegas merapikan kotak tadi dan kembali menyimpannya agar yayang Dimas tidak tau gue sedang mengenang masa lalu yang enggan dia bahas semenjak kami menikah. “Iya, aku di gudang.” Teriak gue, gue berakting seolah-olah sedang merapikan gudang agar yayang Dimas tidak curiga. Tak lama pintu gudang terbuka dan yayang Dimas langsung memeluk dan mencium pucuk kepala gue dengan posesif. “Hey, kamu kenapa?” tanya gue. “Aku yang mau bertanya, kamu kenapa? kenapa seharian tadi tidak mau mengangkat telepon dan mengurung diri, ada apa sayang?” ujarnya balik bertanya, gue tersenyum dan menggelengkan kepala. Yayang Dimas tidak boleh tau masalah wanita ular itu dan pertanyaan