Rencana Pandu

1205 Kata

“Sayang, besok Papa ada perlu. Kamu di rumah sendiri tidak apa-apa, kan?” Gisel yang baru saja tenang setelah kepergian Yuza, kini menatap tajam pada ayahnya. Kalimat untuk pamit itu seakan memiliki jawaban tidak untuk Pandu. Pandu menjelaskan pada Gisel, bahwa dirinya ingin berkunjung ke makam Menik-sang ibu—nenek Gisel. “Ikut!” “Jangan, kamu perlu istirahat untuk persiapan pernikahan di Jepang. Jangan sampai dokter benar-benar melarang kamu pergi, Papa tidak mau tanggung jika hal itu terjadi.” Mendengar penjelasan Pandu, Gisel tampak memanyunkan bibirnya. Pipinya yang terlihat berisi, kini menggembung seperti ikan buntal. Pemandangan itu membuat Pandu mendekat dan memeluk anaknya. “Papa tidak pergi lama, kalau kamu bosan, coba bujuk Yuza untuk mengajakmu bersantai di taman atau ke

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN