"Aku sendiri pun tidak tahu kenapa aku harus sepeduli ini kepadamu. Kita hampir tidak pernah berbicara sebelumnya kecuali tegur sapa tidak penting saat kamu bersama Juna. Tapi lihatlah sekarang, mendengar ucapan Mamaku yang tidak menyukaimu membuatku begitu marah. Aku membelamu seperti orang gila sementara aku sendiripun belum terlalu dalam mengenalmu." Bohong jika aku tidak terkejut dengan semua penuturan dari dokter Kaliandra ini, kepeduliannya begitu besar nyaris sama dengan apa yang aku rasakan kepadanya. Perasaan peduli ini terlalu asing untuk dua orang yang baru saling mengenal. "Aku sudah seperti mengenalmu dalam waktu yang sangat lama, Juwita." Mendengar apa yang dikatakan oleh dokter Kaliandra aku tersenyum kecil, senang karena ada yang peduli kepadaku selain Nenek. Ya Tuhan, g

