"Halo Juwita....." Duaaaar, degup jantungku serasa meledak saat mendengar suara berat dokter Kaliandra menyebut namaku di ujung sana. Lucu sekali rasanya hanya dari suaranya sudah bisa membuat anak orang guling-guling dan salting brutal di ujung pulau yang berbeda. Senyuman konyol terhiasi di bibirku, sekeras apapun usahaku untuk tidak tersenyum seperti orang sinting tetap saja bawaannya pengen meringis kesenangan karena sosok angkuh yang membuat semua orang menundukkan kepalanya saat dia lewat tersebut menghubungiku di waktu yang sama sekali tidak aku sangka. "Halo, Mas Andra. Ngimpi apa coba tiba-tiba dapat telepon dari situ, tahu saja kalau aku baru saja landing di Sultan Hassanudin. Tumben Mas Andra telepon, kirain lupa kalau punya temen Juwita." Menutupi senyuman yang terus muncul

