Wenny berteriak dan berontak sambil menggigit tangan Agung dengan sekuat tenaganya, sampai Agung kesakitan dan terpaksa melepas tangan dari mulut Wenny. Dia dengan cepat pula melangkah menuju pintu depan dan hendak menguncinya. Wenny tidak mau menyerah begitu saja, dia hendak memukul punggung papanya, tapi dia terlalu lemah, karena setelahnya, Agung justru berbalik dan kembali membungkam mulutnya. Agung melepas sabuk pinggang dan mengikat kedua tangan Wenny di belakang. “Toloong!” teriak Wenny. “Diam kamu, Anak durhaka!” murka Agung dengan wajah menyala-nyala. Teriakan Wenny cukup berhasil membuat salah satu art muncul di ruang tamu. “Lo, Pak Agung? Non Wenny? Ada apa ini?” Bu Ida datang dengan wajah cemas dan bingung. “Dia telah mencuri uang!” jawab Agung dengan wajah menggeram.