Wenny dengan hati-hati melepas branya, dan dalam sekejap bagian atas tubuhnya sudah tak berbaju. Jantung Natta berdegup sangat kencang saat kedua matanya tertuju ke sepasang d**a kenyal Wenny. Tanpa ragu, dia meremas-remas lembut dan Wenny pun mengerang dan mendesah. “Sayangku,” ucap Natta, dan kembali melumat bibir Wenny dengan lembut dan berlama-lama di sana, sementara kedua tangannya masih meremas-remas d**a Wenny. “Natta, aaah.” “Enak, ‘kan?” Wenny mengangguk lemah, merasa tubuhnya meregang nikmat akibat sentuhan Natta. Dia sedari tadi merasakan aliran hangat di sela pahanya yang tak henti-hentinyaa. “Aku suka sekali bibirmu, Wenny,” ujar Natta dan kembali melumat penuh bibir Wenny. “Lembut dan hangat.” Merasa gerah di tubuhnya karena mencumbu sang kekasih, Natta tanpa ragu