Pemakaman yang dihadiri seluruh rekan kerja dan sanak saudara Rio dari Ayah ataupun Ibunya, yang mengenal Kiran, ditutup dengan suasana haru, ketika tangis Rio kembali pecah di atas bahu sang ibu. Pria yang selalu terlihat kuat itu akhirnya menampakkan sisi terlemahnya. Ia tak peduli dengan puluhan pasang mata yang kini tengah merasa iba, melihat hancurnya hati Rio. “Ma … apa yang harus Rio lakukan sekarang? Orang yang selalu Rio perjuangkan, orang yang selalu memberi Rio semangat, sekarang udah gak ada lagi. Kiran … haaah … Kiran bener-bener ninggalin Rio untuk selamanya, Ma,” ucap pria dengan kemeja hitam itu, di sela isak tangisnya dengan suara yang sangat bergetar. Naya yang berusaha tetap terlihat tegar di hadapan putranya yang tengah rapuh itu, hanya bisa menangis dalam diam semb