Bab 40

1313 Kata

Beberapa saat aku termangu memandangi dua lelaki sebayaku yang entah sejak kapan berdiri di depanku. Wajah dan senyum salah seorang diantara mereka samar-samar masuk dalam ingatanku. Namun buakn wajahnya yang langsung diingat tapi panggilan khasnya. ‘Bangla’ “Ini Wildan Bangla kan? gue Chandra, masih ingat gak?” Lelaki ganteng itu tersenyum mekar dengan wajah semringah makin memancarkan kilau wajahnya yang kinclong. Mataku sontak menyapu sekujur tubuh atletis, kekar dan proporsional di depanku. Andai saja dia tidak memanggilku Bangla, tentu Chandra tak akan aku kenali. “Chandra Budiman, kah?” Aku bertanya ragu. Walau hanya ada satu laki-laki yang terbiasa memanggiku Bangla, namun aku masih tetap ragu karena penampilan fisiknya sangat berbeda. Chanda satu-satunya lelaki yang waktu d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN