"Hmmm." Hanya lenguhan kecil yang bisa aku denguskan ketika seluruh jiwa dan keasadaanku sudah kembali masuk dalam ragaku. Kepalaku sedikit pusing namun duniaku sudah tidak gelap lagi. Dan betapa terkejutnya saat aku mendapati tubuhku sedang berbaring di sofa. Sementara Erik baru saja selesai membasuhkan sesuatu ke wajahku. "Abang udah siuman?" tanya Erik saat melihatku membuka mata. "Abang pingsan ya, Rik?" tanyaku pelan. Kepalaku masih sangat berat dan terpksa aku memejamkan kembali mataku. "Iya. Santai aja dulu, Bang, Jangan bangun dulu. Biar saya bersihin darah di bibir abang, dikit lagi," jawab Erik sambil mengelapi sudut-sudut bibirku. "Awwww." Seruku ketika bibir dan pipiku terasa sangat perih dan rasa asin dalam mulutku. "Cengeng lu, Wil!" tiba-tiab suara Tiara terdengar den