Setelah beberapa saat mengumpulkan semua nyawa dan jiwaku. Serta menyatukan semua ingatan tentang segala yang telah aku alami semalam. Aku pun bisa menyadari ada di mana saat ini. Aku segera bangit dari tiduran karena sinar matahari yang masuk melalui celah-celah dinding saung sawah yang terbuat dari ancaman bambu, menerpa wajahku. Sontak memaksaku untuk kembali memejamkan mata yang terasa berat, pedih dan silau. Semalam setelah keluar dari rumah Tiara, aku tidak langsung pulang. Karena kadaan sekeliling gelap gulita, rembulan yang awalnya tampak bersinar rupanya tertutup awan gelap. Dan dengan langkah kaki serta gerakan yang terukur, aku melewati rumah Tiara melalui samping belakang, Aku menerobos kegelapan, terus berjalan menyusuri kebun, pematang sawah dan selokan dangkal. Berjalan