Pagi di kantor Haerson Group terasa sibuk, karyawan lalu lalang dengan dokumen di tangan. Mark melangkah masuk dengan jas hitamnya yang terpasang rapi. Setiap pasang mata menoleh padanya, sebagian karena kagum pada ketampanan dinginnya, sebagian lain karena takut pada wibawanya. Sepatu kulitnya berderap mantap hingga berhenti di depan meja resepsionis pribadi miliknya, Maura, sekretaris cantik yang selalu tahu cara tampil menggoda. “Selamat pagi, Pak Mark,” ucap Maura dengan suara manis, tubuhnya condong sedikit ke depan sehingga garis belahan gaunnya tampak jelas. Dia sengaja menatap Mark dengan mata setengah menyipit, penuh rayuan. Mark hanya menatapnya dengan senyum samar, lalu mengangguk kecil. Namun Maura tidak berhenti di situ. Dia bangkit dari kursinya, berjalan perlahan ke arah M

