6

707 Kata
Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Harum bergegas mengambil air minum di gelas dan menghabiskannya. Kemudian gelas kosong itu diisi kembali untuk besok pagi yang disiapkan di meja riasnya. "Harum tidur dulu ya Mom." ucap Harum kepada Mommynya dan mencium dua pipi Mommynya. Harum sudah dengan piyama tidurnya dan sandal berbulu bergambar hello Kitty di kakinya. Harum dengan segera menjalankan ritual aktivitasnya. Mencuci wajahnya dan menggosok giginya. Malam ini bulan purnama Ketujuh. Harum selalu berdiri di dekat jendelanya yang besar menatap bulan purnama yang cantik. Dalam hatinya selalu berdoa untuk mendapatkan jodoh sesuai standar dan keinginannya. Di lain tempat, mommy pun segera mengambil ponselnya dan masuk ke dalam kamarnya lalu menelepon Yulia, Mama Chairul. Tadi sebenarnya mereka melakukan pertemuan di dekat mini market. Mereka bertemu di sebuah Kedai Kopi Nikmat. Chairul, Chairunas Ayahnya dan Yulia Ibunya. Mereka sepakat untuk mendekatkan Harum dengan Chairul. Chairul hanya tersipu malu. Dia seorang jenius makanya lolos menjadi dokter. Hidupnya datar dan simple. Waktunya hanya di habiskan di rumah sakit dan di kampusnya, karena saat ini Chairul sedang mengambil spesialis. Mommy Harum telah memberikan nomor Harum kepada Chairul, sebisa mungkin mereka bicara dan melakukan janji untuk bertemu. Pagi ini seperti biasa Harum melakukan ritual paginya hingga pukul enam pagi. Harum keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi. Harum menggunakan dress selutut tanpa lengan berwarna mocca di beri cardigan dengan warna coklat tua. Sepatu hak tinggi berwarna putih dan ikat pinggang karet besar dengan mutiara di ujungnya. Tas tenteng berwarna putih dan rambut yang digerai indah hanya di jepit di bagian samping. Cukup modis, elegan dan sempurna. Hari ini Harum akan melakukan meeting di Kafe Hugo's sesuai permintaan kliennya. Dyah akan menemaninya sebagai asistennya. "Dee ... tumben sudah datang. Gak lagi salah lihat jam kan?" tanya Harum pelan. "Harum .... " ucap Dyah pelan dan memeluk Harum. "Kenapa? Putus lagi?" tanya Harum singkat. "Iya ... Martin mutusin aku." ucap Dyah jujur. "Martin???? Bukannya terakhir kamu sama Benny Dee?" tanya Harum dengan mata melotot. "Astoge Harum ... Benny kan udah ke laut dari sebulan yang lalu. Aku sama Martin baru pacaran seminggu." ucap Dyah dengan mata sembab. "Seminggu??!!! Dee ... kamu itu perempuan, jangan sampai terlena. Pacaran itu serius bukan main-main, usia kita udah gak muda lagi." ucap Harum menjelaskan. "Aku kan gak mau jomblo Rum. Jadi ya aku terima saja yang nembak aku." ucap Dyah membela dirinya. Mereka pun melepaskan pelukannya dan memulai pekerjaannya. Hari ini akan menjadi hari yang sibuk. Menyiapkan presentasi untuk meeting dengan klien. Nada pesan berbunyi, tanda satu pesan masuk di sana hanya nomor baru yang tertera tidak dengan namanya. Harum hanya menengok sebentar dan melanjutkan pekerjaannya tanpa membuka isi pesan yang masuk. "Harum ... Bos bilang. Klien kita minta maju waktunya. Kamu bisa? Pas makan siang." ucap Dyah pelan. "Baiklah semuanya. Ini untuk presentasi sudah siap." ucap Harum pelan. "Harum, Dyah Acara meeting di Kafe Hugo's ya. Jam 11 kalian harus sudah siap disana." ucap Bos Besar kepada kedua anak buahnya. Persiapan meeting pun sudah oke. Mereka berdua pun menuju Kafe Hugo's sesuai permintaan kliennya. Kafe Hugo's adalah Kafe terkenal mahal di kota itu. Kafenya para Sultan begitu katanya. Harga secangkir Kopi pun bisa mengocek harga ratusan ribu. Dyah dan Harum sudah duduk di meja dekat jendela. Dyah mulai memesan kopi dan beberapa makanan kecil. Ada satu pria yang duduk di pojok Kafe itu dengan secangkir kopi dan tumpukan buku di depannya. Harum hanya menatap sekilas kepada pria yang serius membaca itu dan menatap tumpukan buku itu. Ada satu buku Favorit nya disana Buku Ensiklopedia Cinta. Pria itu tampan, tatanan rambutnya pun terlihat rapi, pakaiannya kemeja panjang dengan celana bahan dipadukan dengan sweater tanpa lengan menambah kesan cool pada pria itu. Bunyi dering nada masuk pun membuyarkan tatapannya terhadap pria tampan itu. "Ya Mommy ada apa?" tanya Harum pelan. "Harum sedang di Kafe menunggu klien, tadi pagi sibuk membuat persentasi untuk meeting. Oke nanti Harum lihat pesannya Mommy. Oke see u. Love u Momm" ucap Harum mengakhiri sambungan teleponnya. Harum membuka pesan yang belum sempat ia buka. "Haii ... Harum bisa kita bertemu? Kapan kamu ada waktu dan tentukan dimana pertemuan itu?" Chairul ... Pesan singkat dari teman kecilnya Chairul. Seorang Dokter yang juga sedang mencari jodoh. Akankah mereka berjodoh, atau ada jodoh lain yang lebih oke.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN