Sean diam, lama dia berpikir. “Apa artinya?” I love you three thousand. Rahi jelas tahu bahwa suaminya ini keluaran zaman dulu, atau mungkin Rahinya saja yang terlalu kekinian? “Buat PR,” jawab Rahi disertai cengirannya. Sean mencibir. Dia menarik pipi Rahi sampai yang punya pipi itu mengaduh. Kemudian dilepasnya dan beranjak untuk tidur. Hari sudah malam, Rahi pun mulai merebahkan diri di samping suaminya. Aduh, suami. Rahi menggigit bibirnya demi menahan pekikan atas letupan-letupan manja di jantungnya. “Oh iya, Ra, kamu udah delapan belas tahun, kan?” tanya Sean dengan mata tertutup. Sepertinya dia lelah, tapi ada beberapa hal yang ingin ditanyakan. Rahi mengangguk meski tak Sean lihat. “Lebih tepatnya tanggal 22 bulan November, tapi anggap aja udah delapan belas. Kenapa eman