Peti mati emas, lebar sekitar lima kali sepuluh meter dengan tinggi sekitar satu setengah meter tengah jadi saksi betapa intiim hubungan Yasmin dan Shen Amun Ra saat ini, dialasi kain sutra merah dengan tumpukan kapas putih di bawahnya semakin menambah betapa romantisnya hubungan mereka berdua, bagi orang normal mungkin memang seram! Tapi bagi Yasmin Aurora, suasana itu seolah membawanya ke rumah milik Shen yang sesungguhnya, jika diceritakan pada kakaknya mengenai pengalaman pertamanya dengan Shen Amun Ra di peti mati! Pasti akan dianggap gila, tapi itulah kenyataannya, Yasmin melayani suaminya di sana dan sangat bahagia.
Selain itu juga ... suasana yang tenang dengan berbagai pernak-pernik menghias di sana-sini dan disinari cahaya kristal putih semakin membuat Yasmin Aurora senang, entah dapat cahaya dari mana lagi?! Yang pasti! Kediaman Shen Amun Ra yang letaknya di bawah tanah bak dunia khayalan yang mustahil ada di dunia atas Yasmin.
"Shen ... ah ... " desah Yasmin, tatkala Shen Amun Ra mencuumbu tubuhnya lagi dan lagi. Yasmin mulai kelelahan.
"Apa kau puas, Yasmin? Hum?" rayu Shen Amun Ra, menciumi wajah istrinya.
"Kau sudah melakukannya berulang kali, Yang Mulia. Apa kau tidak lelah?!" tanya Yasmin Aurora, menundukkan kepalanya karna malu.
"Tidak! Aku tidak pernah puas jika berhubungan badan denganmu, Sayang. Tapi jika kau lelah, kita bisa beristirahat, ok!" jawab Shen, masih terus mencumbu wanita kesayangannya.
"Shen ... bukankah kau mau membawaku ke masa lampau? Hem?! Apa kau lupa?" Yasmin kali ini memisahkan diri dari suaminya.
"Yasmin ... apa kau mencintaiku?" tanya Shen Amun Ra lagi, ingin memastikan perasaan istrinya.
"Aku ...."
"Jawab saja, Sayang. Tidak masalah!" paksa Shen Amun Ra, ingin mendengar Yasmin menyatakan perasaannya. Mau kata paling mulia itu muncul dari bibir mungilnya.
"Baiklah," Yasmin menatap wajah Shen Amun Ra dengan lekat, tak lama kemudian ... tangan mungilnya meraih tangan Shen.
"Katakan, Sayang!"
"Shen ... Kau mummy, mana mungkin aku mencintaimu? Aku manusia biasa, kehidupanku baru saja dimulai, sementara kau, kau sudah hidup selama bertahun-tahun yang lalu, jadi ... jangan memaksaku, ok," sanggah Yasmin memalingkan mukanya. Padahal dalam hatinya ada sedikit rasa cinta, hanya saja, Yasmin tidak mau mengakuinya.
"Jadi kau tidak mau menerimaku hanya karna aku seorang mummy, Yasmin?! Bagaimana jika aku seorang manusia?! Apa kau mau menerimaku?!" selidik Shen, tampak tidak suka. Bayangan indah tentang Yasmin Aurora buyar seketika.
"Bukan begitu, Shen. Kita jalani dulu kehidupan kita. Toh aku istrimu, aku tidak bisa jauh darimu, apa dayaku? Kau selalu mengikatku," Yasmin, menenangkan Shen Amun Ra. Tampak jelas kekecewaan di wajah tampan-nya.
"Kau benar! Aku akan selalu mengikatmu, Yasmin," balas Shen, langsung menjauhi istrinya, kalau tidak, gairahnya bisa kembali bangkit.
"Tentu saja," Yasmin memakai pakaiannya. Setelah selesai, Shen membawa Yasmin ke sungai yang letaknya di bawah tanah untuk mandi.
Tapi keanehan terjadi, saat Yasmin menceburkan dirinya ke sungai, semuanya terasa berbeda, baik suasana maupun ketenangannya. Shen menarik tubuh Yasmin ke dasar sungai yang paling dalam dan memasuki pusaran hitam di sana, berbagai suara orang sedang beraktifitas, suara hewan, suara angin, suara pasukan sedang berperang, suara orang sedang berteriak, menangis, bahagia, dan berbagai suara yang lainnya bercampur menjadi satu. Entahlah?! Yasmin merasa aneh, hidupnya seolah berada di dalam dunia mimpi. Selain itu, tiba-tiba saja Shen menghilang dari pandangannya, Shen seolah memudar bagai ditelan alam. "SHEEEN!!" teriaknya tidak mau pisah dengan Shen Amun Ra, tapi sekuat apapun Yasmin memanggilnya, semakin cepat pula Shen hilang dari pandangannya.
Hanya sepi, sepi dan sepi saja yang dirasakan Yasmin saat ini, apalagi dengan hilangnya Shen Amun Ra, semakin lengkaplah kecemasannya.
"Shen ...." hanya kata itulah yang terucap dari bibirnya, semakin tertarik ke dasar sungai, semakin serasa matilah, Yasmin. Shen Amun Ra atau pelindungnya tidak ada, hanya Yasmin seorang diri saja.
Hidup Yasmin benar-benar sulit, setelah dibawa ke dasar tanah yang paling dalam, sekarang dia dibawa ke dasar sungai yang paling dalam pula. Entah akan seperti apa ujungnya?! Yang pasti! Yasmin hanya bisa menunggunya! Menunggu nasib yang akan menimpa dia setelah sampai di bawah sana.
*****
Suara musik yang mengalun sendu terdengar aneh di telinga Yasmin, terpaan angin dari kipas yang digerakkan dua pelayan semakin menambah nikmatnya Yasmin saat tiduran. Tak hanya itu, bahkan mulut Yasmin disuapi buah anggur yang rasanya sangat manis, di bagian kakinya terasa ada yang memijat, di bagian bahunya juga. Perlahan demi perlahan Yasmin membuka matanya, dia terpana. Puluhan pelayan memenuhi kamarnya, ada yang memainkan alat musik, memijat tubuhnya, bahkan menyuapi, dan yang lebih memikatnya lagi, ruangan yang dia tempati saat ini sangatlah indah. Tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, bagai surga dunia yang ada di dalam khayalan. Pakaian serta dandanan Yasmin juga sudah berubah, berbahan sutra dan kepalanya bermahkota-kan emas.
Tapi ....
Dimana, Shen?!
Yasmin segera mendongakkan kepalanya melihat kesana dan kemari, tapi tidak ada pria yang tadi sempat mencumbunya.
"Yang Mulia, apa yang Mulia sudah siap?" tanya salah satu pelayan, mendekati Yasmin kemudian menundukkan kepalanya, Yasmin heran.
"Siap?! Siap buat apa?" Yasmin, gelisah, dia bangkit dari ranjang dan menjauh dari beberapa pelayan.
"Untuk menghadiri pesta pernikahan Yang Mulia Fir'aun dengan adik kesayangannya, Ahmose meritamun. Apa yang mulia Yasmin lupa?" jelas pelayan, semakin membuat Yasmin heran.
"Per-pernikahan?!" seru Yasmin, masih tidak percaya, keadaan di sekelilingnya membuatnya kaget.
"Ya! Pernikahan Raja dan Ratu utama kerajaan kita, Selir Yasmin. Kenapa?! Apa kau cemburu?!" sahut seseorang berparas cantik di dekat pintu menatap Yasmin Aurora, dia seperti bukan wanita biasa, dilihat dari penampilannya, Yasmin tahu wanita itu punya jabatan. Semua pelayan tunduk di hadapannya. Matanya yang tajam seolah menunjukkan bahwa dunia ini adalah miliknya, semua orang berada di bawah kendalinya.
"Kau siapa?" tanya Yasmin, penasaran. Raut muka wanita itu mirip dengan Shen.
"Ahmose-Meritamun," jawabnya tenang. Dia mendudukkan badannya di kursi tanpa memandang ke arah Yasmin. Semua pelayan yang tadi melayani Yasmin langsung mendekatinya dan memberikan pelayanan yang baik untuknya.
"Kenapa kau belum siap?! Apa kau cemburu karna kakakku akan menikah denganku?!" ejek Ahmose Meritamun mendongakkan dagunya, angkuh.
"Cemburu?!" lagi-lagi Yasmin seperti orang linglung.
"Ya, cemburu!! Apa kau sudah tuli?! Aku tidak percaya kalau kau bakal berubah jadi gila seperti ini, selir Yasmin," ejek Meritamun, tersenyum sinis.
"Tidak! Buat apa aku cemburu?! Kau adik suamiku, sudah sepantasnya aku menyayangimu, soal pernikahan, itu hanya demi kerajaan, tenanglah, aku tidak apa-apa," jawab Yasmin Aurora, ramah. Untunglah dia sempat mempelajari sejarah Mesir, kalau tidak, dia pasti akan marah pada Shen atau Fir'aun generasi ke delapan belas karna dia menikah lagi.
"Lancang!! Aku calon Ratu Mesir!! Istri dari Raja Fir'aun generasi ke delapan belas! Jaga kata-katamu!! Kakak sangat mencintaiku!! " teriak Ahmose Meritamun, melempar cawan yang terbuat dari emas, ke lantai.
PRAANGG!!!
Yasmin terkejut, tapi apapun yang terjadi, dia tidak akan membencinya, karna dia adalah adik iparnya, mungkin di zaman Fir'aun pernikahan seperti ini sah, tapi di zaman Yasmin. Pernikahan seperti ini diharamkan.
"Jangan marah, bahkan umurmu saja masih kecil, dan dari sejarah yang aku baca, Istri Raja Amenhotep1 atau Amenophis, meninggal di usia muda. Semoga kau panjang umur," goda Yasmin, semakin membuat Ahmose Meritamun murka.
"Ingat!! Kau adalah selir tidak berguna!! Namamu tidak akan ada dalam sejarah!! Itu sumpahku!! Aku akan memohon pada Dewa-ku!! Meski kau mencintai kakakku!! Aku akan selalu memisahkanmu!! Camkan itu!!" sumpah serapah Ahmose Meritamun, dan setelahnya pergi meninggalkan Yasmin. Semua orang pergi menyaksikan pernikahan Raja dan Ratu mereka. Yasmin hanya diam saja berusaha memahami apa yang baru saja terjadi.
******
Jangan lupa untuk tekan tombol LOVE, KOMEN, FOLLOW AND SHARE, KAWAAAN. Makasih ....
TBC.